BEIJING, KOMPAS.TV - Perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) asal China, DeepSeek, mengaku mengalami serangan siber usai popularitas aplikasi chatbot-nya, DeepSeek, meroket pada pekan ini.
DeepSeek menyebut serangan siber ini mengganggu layanan registrasi pengguna baru ke platform tersebut.
Pada Senin (27/1/2025) malam waktu Beijing, DeepSeek menyatakan layanan mereka terkena "serangan siber berskala besar".
Kendati serangan siber sempat mendisrupsi registrasi pengguna baru, pengguna lama dilaporkan masih bisa mengakses DeepSeek saat kejadian. DeepSeek dilaporkan berhasil memulihkan layanan beberapa jam setelah serangan.
Baca Juga: Ini Perbandingan Jawaban DeepSeek dan ChatGPT soal Isu-Isu Sensitif tentang China
Serangan siber tersebut terjadi usai DeepSeek menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di platform App Store milik Apple.
Popularitas DeepSeek meroket kendati baru diluncurkan di platform distribusi Google dan Apple pada awal 2025.
DeepSeek merupakan aplikasi asistensi AI yang serupa dengan ChatGPT milik OpenAI. Kendati demikian, DeepSeek disorot karena mampu menyaingi layanan ChatGPT dengan biaya pengembangan yang jauh lebih kecil.
Naiknya popularitas DeepSeek pun membuat pasar Big Tech di Amerika Serikat (AS) terguncang pada awal pekan ini. Saham perusahaan pembuat chip AI, Nvidia, dilaporkan merosot hingga 13,6 persen atau kehilangan sekitar 500 miliar dolar AS.
Berbagai investor teknologi pun terkesan dengan kemampuan DeepSeek membuat AI yang bisa bersaing dengan produk Google dan OpenAI.
Padahal, perusahaan asal China tersebut dilaporkan hanya menghabiskan sekitar 5 juta dolar AS ketika pesaing-pesaingnya di Barat menggelontorkan miliaran dolar.
Baca Juga: Mengenal DeepSeek, Terobosan AI dari Tiongkok yang Guncang Dunia Teknologi
Kemunculan DeepSeek yang lebih hemat biaya dinilai dapat mengancam reputasi perusahaan-perusahaan AS sebagai pemimpin di pasar AI.
Kendati demikian, kepala ekonom di lembaga Annex Wealth Management, Brian Jacobsen, menilai respons pasar atas kemunculan DeepSeek tidak perlu ditanggapi berlebihan. Menurutnya, terdapat potensi bahwa kemampuan DeepSeek dilebih-lebihkan.
"Mungkin bahwa kabar yang keluar dari China dilebih-lebihkan dan kita bisa melihat putar balik dari pergerakan pasar saat ini," kata Jacobsen, dikutip Associated Press.
"Mungkin juga bahwa kabar itu benar, tetapi itu akan menghadirkan kesempatan investasi yang baru."
Baca Juga: Israel Buka Akses ke Gaza Utara, Begini Momen Warga Jalan Kaki Menyusuri Pantai Menuju Rumah
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.