MANILA, KOMPAS.TV - Kelompok bersenjata menyergap konvoi tentara di Sumisip, Provinsi Basilan, selatan Filipina, Rabu (22/1/2025).
Serangan kelompok bersenjata ini menewaskan dua tentara Filipina yang ditugaskan mengawal proyek pemberdayaan masyarakat oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) di daerah tersebut.
Militer Filipina melaporkan, 12 tentara lain terluka dalam penyergapan kelompok bersenjata. Tentara yang membalas tembakan menewaskan dua penyerang.
Militer Filipina menyebut penyerang termasuk anggota kelompok pemberontak Front Pembebasan Islam Moro/Moro Islamic Liberation Front (MILF). Militer pun menuntut MILF menindak anggotanya yang terlibat penyerangan.
Kepala Staf Angkatan Darat Filipina, Letjen Roy Galido melaporkan, pasukan Filipina diserang saat diterjunkan mengawal proyek pemberdayaan masyarakat yang dikelola UNDP. Truk yang membawa tentara disergap dan dibakar.
Baca Juga: Tangis Haru Terpidana Mati Mary Jane Bertemu Keluarga di Filipina Usai Terpisah 15 Tahun
Letjen Roy Galido menyebut, tidak ada staf UNDP yang ikut dalam konvoi saat kejadian. Tentara Filipina pun ditarik dari lokasi proyek untuk menghindari konflik yang lebih besar.
Galido menyebut pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk memburu para pelaku dan berjanji "keadilan akan ditegakkan untuk pahlawan kami yang gugur."
Sementara itu, Komandan Brigade ke-101 Angkatan Darat Filipina, Brigjen Alvin Luzon menuntut MILF menindak anggotanya yang terlibat dalam penyerangan.
Luzon menekankan serangan anggota MILF tersebut mencederai perjanjian damai antara pemberontak dengan militer Filipina.
"Partisipasi mereka mencederai prinsip-prinsip perjanjian damai dan mengancam proses ke arah normalisasi," kata Luzon dikutip Associated Press, Kamis (23/1).
"Akuntabilitas sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan memastikan integritas proses perdamaian," imbuhya.
MILF merupakan kelompok pemberontak terbesar di Pulau Mindanao, selatan Filipina.
Kelompok ini sempat mengobarkan perang separatis sebelum menandatangani perjanjian damai pada 2014 silam.
Perjanjian damai tersebut memuat pembentukan daerah otonom Bangsamoro di selatan Filipina.
Provinsi Basilan, tempat serangan terjadi, merupakan bagian dari daerah otonom tersebut.
Baca Juga: Pemberontak Houthi di Yaman Isyaratkan Hanya Akan Serang Kapal Israel di Laut Merah
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.