Kompas TV internasional kompas dunia

Kejadian Langka, Utusan Presiden China Akan Hadiri Pelantikan Presiden Amerika

Kompas.tv - 20 Januari 2025, 20:52 WIB
kejadian-langka-utusan-presiden-china-akan-hadiri-pelantikan-presiden-amerika
Wakil Presiden China Han Zheng, sebagai perwakilan khusus Presiden Tiongkok Xi Jinping, kiri, bertemu dengan Wakil Presiden terpilih AS J.D. Vance di Washington, Minggu, 19 Januari 2025. Han Zheng dijadwalkan akan menghadiri pelantikan Presiden Donald Trump pada Senin, 20 Januari 2025. (Sumber: Xinhua/Liu Weibing)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Presiden China Xi Jinping memang tidak menghadiri undangan Presiden terpilih AS Donald Trump untuk datang dalam pelantikannya. Namun demikian, Beijing mengambil langkah yang jarang terjadi dengan mengirim seorang pejabat tinggi untuk menghadiri upacara pelantikan Trump di Washington.

Wakil Presiden China Han Zheng akan menghadiri pelantikan Trump pada Senin (20/1/2025) waktu setempat. Sebelumnya dia telah bertemu dengan calon Wakil Presiden AS J.D. Vance pada hari Minggu.

Para pengamat berpendapat, ini merupakan isyarat niat baik yang ditunjukkan China, di tengah ketegangan kedua negara. Beijing dianggap tengah berupaya menghindari gesekan dengan pemerintahan Trump dan kabinetnya yang diisi dengan orang-orang yang lebih agresif dalam hubungan AS dan China, atau dikenal dengan sebutan “China hawks.”

Dalam pertemuan dengan Wapres terpilih J.D. Vance, mereka membicarakan berbagai topik seperti fentanil, penyeimbangan perdagangan, dan stabilitas regional. 

Baca Juga: Pemerintahan Trump Pertimbangkan Relokasi Sebagian Penduduk Jalur Gaza ke Indonesia

Han menekankan kepentingan bersama yang luas dan ruang kerja sama yang sangat besar yang dimiliki Amerika Serikat dan China dalam hubungan ekonomi dan perdagangan meskipun ada beberapa ketidaksepakatan dan gesekan. 

Trump mengancam akan mengenakan tarif dan tindakan lain terhadap Tiongkok pada masa jabatan keduanya, sembari juga mengisyaratkan cara-cara di mana kedua negara dapat bekerja sama dalam berbagai isu seperti konflik regional dan mengekang ekspor zat-zat yang digunakan dalam produksi fentanil.

Dalam sebuah langkah yang tidak lazim, Trump bulan lalu mengundang Xi Jinping ke acara pelantikannya. Menurut catatan sejarah Departemen Luar Negeri AS, sebelumnya tidak pernah ada kepala negara China yang menghadiri pelantikan Presiden AS.

Meskipun Xi tidak akan menghadiri acara tersebut secara langsung, ia dan Trump mengadakan pembicaraan melalui telepon pada hari Jumat di mana mereka membahas tentang perdagangan, fentanil, dan TikTok.

Aplikasi media sosial Tiongkok itu memulihkan layanan bagi pengguna di AS pada hari Minggu, hanya beberapa jam setelah layanan itu ditutup sebagai tanggapan atas larangan federal, yang menurut Trump akan dihentikan sementara melalui perintah eksekutif pada hari Senin.

Kementerian Luar Negeri China pada hari Senin memuji peran TikTok dalam mempromosikan lapangan kerja di AS.
"Kami berharap AS akan mendengarkan suara-suara rasional dan menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil, jujur, dan tidak diskriminatif bagi entitas pasar dari semua negara yang beroperasi di AS," kata juru bicara kementerian Luar Negeri China Mao Ning, seperti dikutip dari The Associated Press.

Han juga bertemu dengan Musk dan sejumlah eksekutif bisnis AS lainnya, termasuk perwakilan dari Dewan Bisnis AS-Tiongkok dan Kamar Dagang AS di Washington, D.C.

Baca Juga: Trump Kemugkinan Berikan TikTok Tambahan 90 Hari untuk Hindari Pelarangan: Ini Situasi Besar

Wakil presiden Tiongkok menegaskan kembali janji-janjinya untuk memperbaiki lingkungan bisnis bagi perusahaan-perusahaan asing di Tiongkok dan menyatakan harapan bahwa perusahaan-perusahaan AS akan terus memperluas investasi di negara tersebut.

Musk, yang merupakan CEO Tesla, telah mengoperasikan pabrik di Shanghai. Ia memposting di platformnya X setelah pertemuan tersebut, dan menuliskan bahwa ia telah lama menentang larangan TikTok karena itu bertentangan dengan kebebasan berbicara.

"Meskipun demikian, situasi saat ini di mana TikTok diizinkan beroperasi di Amerika, tetapi X tidak diizinkan beroperasi di Tiongkok tidak seimbang," tulisnya. “Sesuatu perlu diubah,” ujar Musk.

X dilarang di Tiongkok bersama dengan media sosial dan aplikasi berita serta situs web utama AS lainnya, termasuk YouTube, Google, Facebook, dan banyak media utama AS lainnya.




Sumber : The Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x