YERUSALEM, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas masih belum selesai, Rabu (15/1/2025) malam. Menurutnya, rincian akhir gencatan senjata tersebut masih dikerjakan.
Pernyataan Netanyahu muncul beberapa jam setelah Amerika Serikat dan Qatar mengumumkan kesepakatan tersebut, yang akan menghentikan perang yang telah berlangsung selama 15 bulan itu. Kesepakatan ini juga membuka jalan bagi puluhan sandera untuk pulang.
Pada Kamis (16/1/2025) pagi, Netanyahu juga menyebutkan bahwa Hamas telah menarik kembali pemahaman sebelumnya tentang perjanjian gencatan senjata. Pernyataannya menunjukkan bahwa masih ada hambatan untuk melaksanakan kesepakatan tersebut.
Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang terdiri dari tiga tahap, Hamas akan membebaskan puluhan sandera sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina oleh Israel. Kesepakatan itu juga akan memungkinkan ratusan ribu orang yang mengungsi di Gaza untuk kembali ke rumah-rumah mereka yang tersisa.
Baca Juga: Zionis Masih Serang Gaza dan Bunuh Rakyat Palestina, Gencatan Senjata Hamas-Israel Tak Berpengaruh?
Netanyahu mengatakan bahwa Hamas menolak sebagian perjanjian yang memberi Israel kemampuan untuk memveto pembebasan tahanan Palestina tertentu.
“Hamas mencoba mendikte tahanan Palestina mana yang akan dibebaskan,” kata Netanyahu seperti dikutip dari The Associated Press.
Sebelumnya, diberitakan bahwa salah satu ganjalan dalam gencatan senjata adalah untuk menentukan tahanan Palestina yang akan dibebaskan. Hamas menginginkan tahanan terkenal disertakan dalam pembebasan tahanan di penjara Israel. Nama Marwan Barghouti disebut-sebut sebagai tahanan yang diinginkan Hamas untuk dibebaskan. Sementara itu Israel menolak membebasan Marwan Barghouti, yang merupakan salah satu pemimpin politik Palestina.
Netanyahu mengatakan bahwa ia telah memberi tahu negosiator Israel untuk tetap teguh pada perjanjian sebelumnya. Hingga kini Hamas belum menanggapi pernyataan Netanyahu.
Pernyataan Netanyahu itu muncul segera setelah Presiden Joe Biden mengakhiri pidato perpisahan terakhirnya kepada bangsanya, setelah memuji peran diplomasi Amerika dalam merundingkan gencatan senjata.
Baca Juga: Gencatan Senjata Hamas-Israel Tercapai, Joe Biden dan Donald Trump Saling Klaim Kesuksesan
Sementara itu, negosiator gencatan senjata yaitu Mesir, Qatar, dan AS akan menuju Kairo pada hari Kamis untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut tentang penerapan semua aspek kesepakatan gencatan senjata.
Pejabat itu mengatakan bahwa para negosiator berfokus untuk memastikan ekspektasi yang jelas bagi Israel dan Hamas, dan bahwa implementasi perjanjian tersebut dilakukan semulus mungkin.
Pejabat itu tidak berwenang untuk berkomentar secara terbuka dan berbicara dengan syarat anonim.
Warga Gaza sendiri menyambut kabar gencatan senjata dengan gembira. Mereka turun ke jalan di Gaza ketika kesepakatan itu diumumkan, bersorak dan membunyikan klakson mobil.
“Tidak seorang pun dapat merasakan perasaan yang kami alami sekarang, perasaan yang tak terlukiskan, tak terlukiskan,” kata Mahmoud Wadi di Deir al-Balah, warga Gaza tengah, sebelum bergabung dengan kerumunan yang meneriakkan yel-yel.
Perang Israel-Hamas telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina di Gaza, menurut otoritas kesehatan di sana. Kementerian Kesehatan tidak membedakan antara pejuang dan warga sipil, tetapi mengatakan wanita dan anak-anak merupakan lebih dari separuh korban tewas.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.