WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberi pidato kebijakan luar negeri terakhir jelang lengser pada Senin (13/1/2025), beberapa hari sebelum jabatannya diambilalih Donald Trump.
Biden memamerkan berbagai pencapaiannya terkait kebijakan luar negeri selama empat tahun terakhir, mengeklaim pemerintahannya menghasilkan "lebih banyak kawan dan meninggalkan musuh yang lebih lemah."
Salah satu pencapaian yang dipamerkan Biden adalah keputusannya mengakhiri peran tentara AS di Afghanistan pada 2021 silam. Biden mendapuk dirinya sebagai "presiden pertama dalam beberapa dekade yang tidak meninggalkan perang di Afghanistan."
Akan tetapi, pidato Biden disorot terkait keterlibatannya dalam perang brutal Israel di Gaza. Rezim Biden aktif mempersenjatai Israel saat Tel Aviv membunuh lebih dari 46.584 orang dan pakar-pakar internasional mendeskripsikannya sebagai genosida.
Baca Juga: Intip Pengamanan di Amerika Serikat Jelang Pelantikan Presiden Terpilih Donald Trump
Setibanya di kantor Kementerian Luar Negeri AS, Senin (13/1), Biden pun disambut demonstran yang telah menunggunya dan berteriak, "Penjahat perang!"
Bantuan militer AS untuk Israel mencapai rekor seniai 17,9 miliar dolar AS atau senilai Rp291 triliun pada 2023 silam. Para pakar menilai dukungan "tanpa batas" Biden untuk Israel akan menodai legasi mantan wakil Barack Obama tersebut.
Kendati demikian, dalam pidatonya, Biden masih mengumbar optimisme bahwa gencatan senjata di Gaza yang diupayakan Washington akan berhasil.
"Kita berada di ambang berhasilnya proposal yang saya canangkan beberapa bulan lalu, akhirnya membuahkan hasil," kata Biden dikutip Al Jazeera.
Biden mengaku telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Amir Qatar Syaikh Tamim bin Hamad Al Thani dan akan segera bebicara dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi yang juga menjadi mediator.
Akan tetapi, para pakar berpendapat kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas masih sulit terjadi di tengah gempuran terus-menerus pasukan Israel di Jalur Gaza.
"Saya telah belajar selama bertahun-tahun melayani publik, jangan pernah, jangan pernah, jangan pernah menyerah. Sudah terlalu banyak manusia tak bersalah yang terbunuh, begitu banyak kelompok masyarakat yang hancur. Rakyat Palestina berhak mendapatkan pedamaian," kata Biden.
Baca Juga: Natal di Bethlehem Berlangsung Muram, Umat Kristen Palestina Berdoa agar Genosida Berakhir
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.