JOHANNESBURG, KOMPAS.TV - Setidaknya 100 penambang di Afrika Selatan tewas karena kelaparan dan dehidrasi usai terjebak di tambang emas ilegal sejak November 2024 lalu. Ratusan penambang terjebak di dalam tambang usai polisi memutus tali yang digunakan untuk keluar-masuk tambang dalam upaya menutup tambang ilegal tersebut.
Juru bicara kelompok masyarakat Mining Affected Communities United in Action Group (MACUA), Sabelo Mnguni menyebut sekitar 500 penambang masih terjebak di Tambang Buffelstontein, Stilfontein, barat daya Johannseburg.
Sabelo Mnguni menyebut pihaknya telah mengeluarkan 18 jenazah sejak Jumat (10/1). Setidaknya 26 penyintas juga berhasil keluar pada akhir pekan lalu.
Sementara itu, juru bicara kepolisian Nigeria, Brigjen Sebata Mokgwabone menyebut pihaknya masih memverifikasi jumlah jenazah dan penyintas yang dikeluarkan dari tambang. Mokgwabone menyebut pemerintah berharap bisa mengeluarkan seluruh penambang hidup-hidup.
Baca Juga: Dapat Jatah Tambang Eks Adaro, Muhammadiyah akan Konsultasi dengan Wamen ESDM
Penambangan emas secara ilegal sendiri merupakan fenomena yang marak di Nigeria. Masyarakat setempat umumnya berupaya mencari sisa deposit emas dari tambang yang telah ditutup perusahaan karena tidak lagi menguntungkan.
Sejak November lalu, pihak berwenang berupaya menutup Tambang Buffelstontein dengan cara memutus tali yang digunakan penambang ilegal untuk keluar-masuk. Polisi juga memutus akses makanan untuk memaksa para penambang keluar.
Langkah polisi tersebut sempat digugat MACUA di pengadilan. Gugatan MACUA pun dikabulkan dan polisi serta pemerintah setempat diperintahkan untuk mengizinkan akses makanan, air minum, dan obat-batan untuk penambang.
Belakangan ini, MACUA merilis video yang disebut berasal dari dalam tambang. Video tersebut menunjukkan puluhan jenazah terbungkus plastik yang terbaring di dalam terowongan.
Perekam video menunjukkan penambang yang masih hidup dalam kondisi kurus kering. "Tolong bantu kami. Kirim makanan atau bawa kami keluar," kata pria yang merekam video tersebut.
Sabelo Mnguni menyebut lebih dari 500 penambang terjebak di berbagai titik tambang itu. Tambang Buffelstontein memiiki banyak terowongan dan tingkatan dengan kedalaman mencapai 2,5 km dari permukaan Bumi.
Mnguni menyatakan, berdasarkan autopsi awal dari jenazah yang behasil dikeluarkan, korban tewas menunjukkan tanda-tanda kelaparan.
"Apa yang kami tahu adalah ada berbagai kelompok penambang di bawah tanah. Mereka semua anggota kelompok yang telah tewas," kata Mnguni dikutip Associated Press.
"Jadi, kami memperkirakan jumlah korban tewas sangat tinggi."
Baca Juga: Hujan Salju Turun di Wilayah Afrika Selatan, Banyak Sektor Lumpuh Total
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.