BEIJING, KOMPAS.TV — Gempa bumi dahsyat mengguncang wilayah dataran tinggi Tibet dan beberapa wilayah Nepal pada Selasa (7/1/2025). Kini korban tewas telah mencapai 126 orang dan dikhawatirkan masih akan terus bertambah, karena diduga masih banyak korban yang tertimpa reruntuhan bangunan.
Petugas penyelamat memanjat tumpukan batu bata yang pecah, beberapa orang juga menggunakan tangga di desa-desa yang rusak parah untuk mencari korban selamat.
Video yang diunggah oleh Kementerian Manajemen Darurat China menunjukkan dua orang dibawa dengan tandu oleh para pekerja yang berjalan di atas puing-puing dari rumah-rumah yang runtuh.
“Sedikitnya 188 orang terluka di Tibet di sisi perbatasan China,” kata kantor berita resmi Xinhua.
“Selain itu, lebih dari 1.000 rumah rusak di wilayah tandus dan berpenduduk jarang itu,” ujar penyiar televisi CCTV. Dalam video yang diunggah oleh penyiar tersebut, puing-puing bangunan terlihat berserakan di jalan-jalan dan mobil-mobil hancur.
Baca Juga: Update Gempa Tibet: 95 Orang Tewas, Banyak Penduduk Terjebak di Dataran Tinggi
Gempa ini juga dirasakan dengan kuat oleh warga Nepal, yang wilayahnya bersebelahan dengan Tibet. Namun hingga kini tidak ada laporan tentang korban luka atau kerusakan yang terjadi di Nepal.
Gempa bumi yang terjadi Selasa dini hari itu membangunkan penduduk di ibu kota Nepal, Kathmandu, yang berjarak sekitar 230 kilometer dari episentrum. Warga Kathmandu pun berlarian keluar rumah menuju jalanan.
"Ini gempa bumi besar," ujar seorang wanita warga Kathmadu. "Semua orang gemetar," ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Survei Geologi AS mengatakan gempa bumi itu berkekuatan magnitudo (M) 7,1 dan relatif dangkal, yaitu terjadi pada kedalaman sekitar 10 kilometer. Sedangkan Pusat Jaringan Gempa Bumi China mencatat kekuatan M6,8. Gempa bumi dangkal sering kali menyebabkan kerusakan yang lebih besar.
Episentrum gempa berada di daerah Tingri di Tibet, tempat lempeng India dan Eurasia bergesekan satu sama lain dan dapat menyebabkan gempa bumi yang cukup kuat untuk mengubah ketinggian beberapa puncak tertinggi di dunia di pegunungan Himalaya.
Baca Juga: Gempa Tibet, Kemlu RI Belum Terima Laporan Ada WNI yang Terdampak
Tibet merupakan bagian dari China, namun banyak orang Tibet yang setia kepada Dalai Lama, yang merupakan pemimpin spiritual Tibet yang telah tinggal di pengasingan di India sejak pemberontakan anti-Tiongkok yang gagal pada tahun 1959.
Menanggapi gempa ini, Pemimpin China Xi Jinping menyerukan upaya habis-habisan untuk menyelamatkan warga dan meminimalkan korban jiwa. Langkah selanjutnya adalah memukimkan orang-orang yang rumahnya telah rusak. Menurut CCTV, lebih dari 3.000 petugas telah dikerahkan untuk melakukan upaya penyelamatan.
Wakil Perdana Menteri China Zhang Guoqing dikirim ke daerah tersebut untuk memandu pekerjaan dan penyelamat. Pemerintah China pun mengumumkan alokasi dana sebesar 100 juta yuan (sekitar Rp220 miliar) untuk bantuan bencana.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.