HAMILTON, KOMPAS.TV - Juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Stephane Dujarric menyebut pihaknya prihatin dengan rentetan kematian bayi akibat hipotermia di Jalur Gaza belakangan ini. Sudah delapan bayi tewas membeku di Gaza dalam kurun tiga pekan terakhir.
Bayi pengungsi Palestina di Gaza rentan mengalami hipotermia karena kondisi pengungsian yang tak layak akibat gempuran Israel. Selain gencar mengebom permukiman, Israel juga memblokade akses bantuan kemanusiaan seperti selimut dan pakaian hangat ke Gaza.
"Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA PBB) sangat prihatin dengan laporan bahwa bayi berusia sebulan tewas di Gaza karena hipotermia, menurut Kementerian Kesehatan (Gaza). Ini adalah kematian anak kedelapan karena cuaca dingin dalam waktu kurang dari tiga pekan," kata Dujarric dalam konferensi pers di Hamilton, Kanada, Senin (6/1/2025).
Baca Juga: Sudah 8 Bayi Tewas Membeku di Gaza, Gempuran Israel Bunuh 200 Orang dalam 3 Hari
Dujarric menegaskan bahwa kematian anak akibat hipotermia dapat dicegah jika Israel membiarkan arus bantuan masuk ke Jalur Gaza. Dujarric pun menyerukan agar Israel menjamin pengiriman bantuan yang leluasa dan aman di Gaza.
Dujarric melaporkan, otoritas Israel terus menghalangi bantuan kemanusiaan masuk Gaza, khususnya wilayah utara, kendati musim dingin telah tiba di enklave tersebut.
"Tiga upaya PBB untuk mencapai areaa tersebut (utara Gaza) dalam tiga hari terakhir, Sabtu, Minggu, dan hari ini, ditolak (Israel)," kata Dujarric dikutip Anadolu.
"Di seantero Jalur Gaza sepanjang akhir pekan ini, 37 misi kemanusiaan yang diinisiasi PBB direncanakan. Sebanyak 12 dari misi tersebut difasilitasi, tetapi 15 langsung ditolak, sembilan tertunda, dan sembilan dibatalkan karena keterbatasan logistik dan operasional."
Perang Israel di Gaza yang telah berlangsung sejak Oktober 2023 memaksa hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi. Para pengungsi Palestina tinggal dalam tenda atau rumah yang rusak dalam kondisi kekurangan pangan, air bersih, dan obat-obatan.
Serangan Israel ke Gaza telah membunuh lebih dari 45.000 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan. Belasan ribu orang juga dilaporkan masih hilang, kemungkinan tertimbun reruntuhan.
Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Diserbu Militer Israel dan Paksa Evakuasi, IDF Membantah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.