UTAH, KOMPAS.TV – Beberapa hari lalu, kota Utah di Amerika Serikat digegerkan dengan penemuan satu keluarga yang tewas di dalam rumah mereka. Lima orang yang ditemukan tewas adalah seorang ayah, ibu, dan tiga anaknya. Sedangkan seorang anaknya yang berumur 17 tahun ditemukan terluka tembak di garasi rumah mereka. Berdasarkan penyelidikan polisi, diduga pelaku penembakan adalah sang ayah.
“Seorang pria tampaknya menembak istri dan empat anaknya sebelum bunuh diri,” kata polisi pada Rabu (18/12/2024). Dari empat anak yang ditembak, satu orang yang merupakan remaja laki-laki berusia 17 tahun berhasil selamat. Namun ia terluka berat dan mengalami cedera otak parah.
Polisi yakin penembakan di sebuah rumah bertingkat di pinggiran kota Salt Lake City, Utah, terjadi pada akhir pekan lalu. Namun, para korban baru ditemukan pada hari Selasa, ketika seorang kerabat yang tidak dapat menghubungi keluarga tersebut memaksa masuk ke dalam rumah.
Wanita itu menemukan remaja yang terluka parah di garasi. Petugas yang datang kemudian menemukan ibu, 38, dan dua anak perempuan yang berusia 9 dan 2 tahun. Ketiganya tewas di lantai atas dan berada di atas ranjang yang sama.
Baca Juga: Lima Anggota Keluarga di AS Ditemukan Tewas di Rumah, Seorang Remaja 17 Tahun Alami Luka Tembak
Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun ditemukan tewas di ruang tamu lantai bawah bersama ayahnya. Sebuah pistol yang ditemukan bersama pria berusia 42 tahun itu membuat polisi yakin bahwa dialah penembaknya.
Penyidik yakin bahwa anak remaja yang selamat itu berhasil mencapai garasi setelah ditembak di tempat lain.
"Ayahnya kemungkinan menembak semua anggota keluarga dan kemudian dirinya sendiri," kata juru bicara Departemen Kepolisian Kota West Valley Roxeanne Vainuku seperti dikutip dari The Associated Press.
Tetangga tidak melaporkan mendengar suara tembakan di daerah tersebut selama akhir pekan lalu. Mereka juga tidak mengetahui tentang adanya kekerasan dalam rumah tangga dalam keluarga tersebut. Sejauh ini, belum ada catatan atau bukti lain yang menunjukkan motif pelaku.
"Tentu saja sulit bagi masyarakat kami untuk memahaminya," kata Vainuku.
Kerabat mereka menelepon polisi pada Senin malam karena dia tidak dapat menghubungi sang ibu selama beberapa hari. Ia mengaku biasa melakukan kontak rutin dengan ibu dari keluarga tersebut.
Pada hari Senin, petugas datang ke rumah mereka, dan sempat melihat ke dalam rumah melalui jendela dan berbicara dengan tetangga. Namun saat itu polisi tidak menemukan tanda-tanda keadaan darurat atau kejahatan. Karena tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan, polisi hanya meminta kerabatnya untuk tetap berusaha melakukan kontak dengan keluarga tersebut.
Baca Juga: Polisi AS Selidiki Motif Remaja Perempuan Lakukan Penembakan Mematikan di Sekolah
Ketika kerabat mereka tetap tidak berhasil menghubungi sang ibu pada hari Selasa, ia memutuskan untuk memasuki rumah tersebut.
"Seperti yang kita ketahui, orang dewasa memiliki hak untuk melakukan apa yang mereka inginkan dan mereka tidak harus selalu berkomunikasi dengan anggota keluarga, jika mereka tidak menginginkannya," kata Vainuku pada hari Selasa.
"Jadi, itu semacam keseimbangan yang rumit dalam melindungi hak-hak warga untuk melakukan apa yang mereka inginkan, tetapi juga memfasilitasi kekhawatiran anggota keluarga," tambahnya.
Kasus Utah ini adalah pembunuhan massal ke-38 di Amerika Serikat yang terjadi sepanjang tahun ini. Setidaknya 165 orang telah tewas tahun ini dalam pembunuhan massal di AS. Pembunuhan massal didefinisikan FBI sebagai kasus di mana empat orang atau lebih meninggal dalam jangka waktu 24 jam, dan korban tewas tidak termasuk si pembunuh.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.