BUDAPEST, KOMPAS.TV — Menteri Luar Negeri Hungaria Péter Szijjártó mengatakan pertemuan dengan mitranya dari negara-negara anggota NATO di Brussels pada Rabu (4/12/2024), tidak menghasilkan "konsensus" mengenai prospek mengundang Ukraina untuk bergabung dengan aliansi militer transatlantik tersebut.
Sebelumnya, Kiev memandang langkah ini sebagai syarat penting untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Szijjártó mengkritik beberapa negara Barat yang telah meningkatkan dukungan militer kepada Kiev setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Ia mengeklaim langkah-langkah tersebut berisiko meningkatkan konflik.
Ia memperingatkan bahwa membawa Ukraina ke dalam NATO sama saja dengan memulai Perang Dunia III.
“Kami yakin bahwa Ukraina tidak akan mampu menambah keamanan Eropa dalam situasi saat ini. Sebaliknya, sebagai negara yang sedang berperang, mengundang Ukraina ke NATO akan berisiko ancaman perang, yaitu, ancaman perang antara NATO-Rusia," kata Szijjártó, seperti dikutip dari The Associated Press.
Pertemuan para menteri luar negeri NATO terjadi saat Rusia membuat kemajuan di medan perang di Ukraina. Sementara negara-negara Barat pendukung Kiev, berusaha meningkatkan posisinya sebelum Trump mulai menjabat pada Januari mendatang.
Baca Juga: Zelenskyy: Putin Jadikan Tentara Korea Utara Tumbal Meriam Ukraina
Trump mengkritik miliaran dolar yang telah dihabiskan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendukung Ukraina dan mengatakan ia dapat mengakhiri perang dalam 24 jam.
Komentar ini tampaknya menunjukkan bahwa ia akan menekan Ukraina untuk menyerahkan wilayah yang sekarang diduduki Rusia.
Para pemimpin dari 32 negara anggota NATO telah menyatakan Ukraina berada di jalur yang "tidak dapat diubah" menuju keanggotaan.
Namun, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte pada Selasa (3/12/2024), mengabaikan pertanyaan tentang kemungkinan keanggotaan Ukraina dalam aliansi tersebut.
Dia mengatakan prioritas saat ini adalah memperkuat posisi Ukraina dalam setiap pembicaraan damai dengan Rusia di masa mendatang, dengan cara mengirimkan lebih banyak senjata.
Konsensus di antara semua negara NATO diperlukan untuk menerima anggota baru.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy baru-baru ini mengatakan, perluasan keanggotaan aliansi NATO ke wilayah yang sekarang berada di bawah kendali Kiev, dapat mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun.
Baca Juga: Dikritik Zelensky, Kanselir Olaf Scholz Kunjungi Ukraina, Pertama Kali dalam 2,5 Tahun Terakhir
Namun, Szijjártó pada Rabu menyuarakan skeptisisme atas meningkatnya dukungan Barat yang dapat memengaruhi konflik, demi kepentingan Ukraina.
"Meskipun pengiriman senjata mengalir deras ke sana, situasi Ukraina di medan perang semakin memburuk setiap hari," katanya.
"Jika seseorang berbicara tentang perbaikan situasi Ukraina sebagai tujuan yang mudah dicapai di medan perang, mereka tidak melakukan apa pun selain menipu diri mereka sendiri dan juga Ukraina," tambahnya.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.