TEL AVIV, KOMPAS.TV - Eks Menteri Israel menuduh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah melakukan pembersihan etnis di Gaza.
Tuduhan tersebut membuat Pemerintah Israel mengamuk.
Eks Menteri Pertahanan Israel yang dimaksud tak lain adalah Moshe Yaalon, yang pada Sabtu (30/11/2024) kemarin menuduh IDF melakukan pembersihan etnis di Gaza.
Baca Juga: Israel Cari Pembenaran usai Serangannya Bunuh Staf World Central Kitchen, Hamas Jadi Kambing Hitam
“Jalanan yang kini menuntun kita menuju penaklukkan, aneksasi dan pembersihan etnis,” kata Yaalon dalam wawancara dengan Democrat TV dikutip dari Al-Arabiya.
Ia pun menjelaskan apa maksud dari pembersihan etnis yang dikatakannya.
“Apa yang terjadi di sana? Tidak ada lagi Beit Lahia, tak ada lagi Beit Hanoum, tentara melakukan intervensi di Jabalia dan kenyataannya tanah tersebut dibersihkan dari orang-orang Arab,” lanjutnya.
Wilayah utara Gaza, termasuk area yang dikatakan Yaalon menjadi target serangan Israel sejak 6 Oktober lalu.
Serangan itu dilakukan dengan maksud menghindarkan kembali berkumpulnya Hamas.
Yaalon, yang merupakan kepala militer Israel antara 2002 dan 2005, sebelum pasukan Israel mundur dari Gaza pada 2006.
Ia kemudian menjadi menteri pertahanan dan wakil menteri sebelum mundur pada 2016, karena ketidaksepakatan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Kemarahan pun muncul di Israel atas komentar Yaalon.
Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir mengatakan, sangat memalukan bagi Israel, memiliki sosok seperti Yalon menjadi kepala militer dan menteri pertahanan.
Sementara itu, Partai Likud, yang merupakan partai Yaalon, mengecam pernyataannya yang mereka sebut kosong dan tak jujur.
Mereka menyebut pernyataan Yaloon sebagai hadiah untuk Mahkamah Kriminal nternasional (ICC) dan juga kamp dari musuh Israel.
Baca Juga: Pemberontak Semakin Kuasai Kota Besar Suriah, Pasukan Presiden Bashar Al-Assad Mundur dari Aleppo
Pernyataan Partai Likud meruju pada ICC yang mengeluarkan perintah penangkaapan terhadap Netanyahu, serta mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant karena kecurigaan adanya kejahatan kemanusiaan dan kejahatan perang di Gaza.
Perang di Gaza kembali terjadi sejak 7 Oktober 2023, setelah Hamas menyerang wilayah utara Israel yang menyebabkan 1.200 orang tewas.
Serangan Israel ke Gaza berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Gaza telah membunuh 44.392 orang.
Sumber : Al-Arabiya
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.