Kompas TV internasional kompas dunia

Menteri Israel Blak-blakan Ingin Rampas Tanah Gaza dan Tepi Barat, Sebut Balasan untuk Hamas

Kompas.tv - 14 November 2024, 17:20 WIB
menteri-israel-blak-blakan-ingin-rampas-tanah-gaza-dan-tepi-barat-sebut-balasan-untuk-hamas
Masyarakat Palestina berjalan di antara reruntuhan hasil serangan Israel di kamp pengungsian Jabaliya, utara Jalur Gaza, 30 Mei 2024. (Sumber: Enas Rami/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Menteri Permukiman Israel Orit Strook meminta pemerintahan Benjamin Netayanyahu untuk merampas tanah yang lebih luas di Jalur Gaza dan menganeksasi Tepi Barat. Perampasan tanah Palestina menurutnya adalah ganjaran yang pantas bagi Hamas.

Strook pun menegaskan Israel harus menganeksasi Tepi Barat karena merasa pihaknya punya "hak nasional" atas tanah di kawasan tersebut. Politikus ekstrem kanan itu juga menolak seruan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Baca Juga: Utusan Palestina Peringatkan PBB: Israel Gunakan Kelaparan sebagai Metode Pembersihan Etnis di Gaza

"Rebut lebih banyak tanah di Gaza hingga Hamas paham ada harga yang tidak akan bisa mereka bayar," kata Strook kepada Yedioth Ahronoth via Al Jazeera, Kamis (14/11/2024).

"Saya tidak akan setuju dengan penarikan pasukan kami dari Gaza dan saya akan meninggalkan pemerintah jika kami keluar dari Koridor Philadelphi (koridor di perbatasan Gaza-Mesir)."

Strook juga menegaskan Israel harus menolak solusi dua-negara dan menyebut masyarakat Palestina bisa hidup di bawah otoritas Israel dengan dicabut hak pilihnya.

"Orang Palestina bisa tinggal di Yudea dan Samaria dan kami harus memberikan hak penuh mereka sebagai manusia, tetapi mereka tidak boleh memilih di pemilu Knesset (parlemen Israel)," kata Strook.

Otoritas Israel sendiri tengah dituduh melakukan pembersihan etnis di utara Jalur Gaza. Israel mengepung utara Gaza sejak awal Oktober lalu dan mengusir puluhan ribu penduduk dari wilayah tersebut. Tel Aviv telah menyatakan masyarakat utara Gaza tidak boleh kembali ke rumah mereka.

Menurut data terkini Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, serangan Israel telah membunuh lebih dari 44.000 jiwa sejak 7 Oktober 2023 lalu, lebih dari 16.000 di antaranya adalah anak-anak.

Serangan Israel juga menimbulkan lebih dari 103.258 korban luka.

Lebih dari 10.000 orang dinyatakan hilang, kemungkinan tertimbun reruntuhan.

Baca Juga: Buntut Bentrokan Amsterdam, Prancis Larang Bendera Palestina di Laga Israel vs Prancis


 




Sumber : Al Jazeera




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x