BAKU, KOMPAS.TV — Para pemimpin dunia berkumpul dalam konferensi iklim tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Baku, Azerbaijan, Selasa (12/11/2024). Meskipun nama-nama besar dan negara-negara kuat tampak absen, namun diyakini memiliki kekuatan dan strategi yang hebat.
Para pemimpin tertinggi dari 13 negara dengan polusi karbon dioksida terbesar tidak muncul dalam pertemuan ini, karena bertanggung jawab atas lebih dari 70 persen gas yang memerangkap panas pada tahun 2023.
Negara-negara pencemar terbesar dan ekonomi terkuat adalah China dan Amerika Serikat, yang tidak dihadiri pemimpin nomor satu mereka. Selain itu, empat negara terpadat yang memiliki 42 persen dari total populasi dunia juga tidak menghadirkan pemimpin untuk berbicara pada forum ini.
Baca Juga: Siapa yang Paling Dipercaya dalam Isu Iklim? Eks Wamenlu RI Ini Punya Jawabannya
“Itu merupakan gejala dari kurangnya kemauan politik untuk bertindak. Tidak ada rasa urgensi,” kata ilmuwan iklim Bill Hare, CEO Climate Analytics. Ia mengatakan hal ini merupakan kekacauan mutlak yang kita hadapi.
Pada hari Selasa, presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, perdana menteri Inggris Keir Starmer, dan presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjadi pembicara utama di antara hampir 50 pemimpin yang akan berpidato.
Baca Juga: Dampak Krisis Iklim, Nasib Cemerlang Anak Bangsa Ikut Terancam? | 60' SPECIAL REPORT
Namun, para pemimpin dari beberapa negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim di dunia diharapkan akan tampil dalam forum ini. Beberapa presiden negara kepulauan kecil dan lebih dari selusin pemimpin dari negara-negara di seluruh Afrika akan berpidato selama KTT Pemimpin Dunia selama dua hari di konferensi COP29.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.