PITTSBURGH, KOMPAS.TV - Dua kandidat presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris dan Donald Trump melakoni kampanye terakhir pada Senin (4/11/2024) atau sehari sebelum hari pemilihan Pilpres AS 2024.
Persaingan Harris dan Trump bersaing ketat sejak masa kampanye hingga hari penentuan pada Selasa (5/11).
Elektabilitas Harris dan Trump hanya terpaut tipis jelang hari pemilihan.
Melansir data FiveThirtyEight, elektabilitas Harris secara nasional unggul tipis dari Trump dengan selisih hanya 1,2 persen.
Ketatnya persaingan membuat Pilpres AS 2024 kemungkinan akan ditentukan suara dari dewan elektoral (electoral votes) di negara bagian mengambang alias tidak didominasi Republikan maupun Demokrat.
Harris dan Trump sama-sama memanfaatkan hari terakhir kampanye untuk mencari suara di negara bagian mengambang.
Baca Juga: Pilpres AS: Harris dan Trump Berjuang Perebutkan Suara di Pennsylvania pada Hari Terakhir Kampanye
Pada Senin (4/11), Harris menggelar kampanye terakhir di negara bagian Pennsylvania.
Negara bagian ini memiliki 19 dewan elektoral yang penting bagi Harris jika ingin mengamankan ambang batas 270 suara dewan elektoral.
Wakil Joe Biden tersebut mengakhiri kampanye di Museum Seni Philadelphia, Pennsylvania usai menemui pendukung di Alientown, Scranton, dan Pittsburgh.
Sebelumnya, dalam upaya menarik suara masyarakat Arab-Amerika di Michigan, Harris pun berjanji akan menghentikan perang Israel di Gaza.
Michigan merupakan negara bagian mengambang yang dihuni sekitar 200.000 penduduk Arab-Amerika.
"Sebagai presiden, saya akan melakukan apa pun dalam kuasa saya untuk menghentikan perang di Gaza, memulangkan sandera, menghentikan penderitaan di Gaza, memastikan Israel aman, dan memastikan bangsa Palestina bisa merealisasikan hak atas kebebasan, martabat, keamanan, dan menentukan nasib sendiri," kata Harris dikutip Al Jazeera.
Sementara itu, Donald Trump berkampanye di tiga negara bagian mengambang, yakni North Carolina, Pennsylvania, dan Michigan pada hari terakhir.
Trump menggunakan hari terakhir kampanye untuk mengkritik pemerintahan Biden dan menjanjikan perubahan.
"Selama empat tahun terakhir, rakyat Amerika telah berkali-kali mengalami kegagalan yang menghancurkan, pengkhianatan, dan penghinaan. Kita tidak bisa diam menghadapi kelemahan, inkompentensi, kemunduran, dan pembusukan," kata Trump dikutip Associated Press.
Baca Juga: Warga Palestina dan Lebanon Soal Pilpres AS: Trump Sumber Bencana, Demokrat Jualan Omong Kosong
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.