MOSKOW, KOMPAS.TV - Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi bahwa empat tentara bayaran yang ditembak mati di wilayah Bryansk di perbatasan Rusia termasuk warga negara Amerika Serikat (AS), Polandia, dan Kanada, Senin (28/10/2024). Seorang di antaranya memiliki tato pasukan khusus AS, Rangers dari Batalion 2, Resimen 75.
Melansir TASS, Selasa (29/10), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyampaikan, informasi ini berasal dari lembaga penegak hukum Rusia dan masih dalam tahap awal.
Kronologi
Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) sebelumnya melaporkan bahwa empat sabotase berhasil dilumpuhkan pada 27 Oktober saat mencoba menyusup ke wilayah perbatasan Bryansk. Menurut FSB, kelompok ini diduga terdiri dari tentara bayaran asing yang dipersenjatai dengan perlengkapan dan senjata dari luar negeri.
FSB juga melaporkan, dalam bentrokan ini, empat anggota kelompok sabotase tersebut tewas sementara anggota lainnya yang berusaha melarikan diri terkena serangan artileri dan mengalami kerugian.
Detail Penemuan
Dalam penyisiran setelah bentrokan, pihak keamanan Rusia menemukan barang-barang pribadi pada tubuh personel sabotase yang mengindikasikan asal negara (pihak) ketiga. Beberapa barang tersebut termasuk bendera Kanada, buku doa berbahasa Polandia, dan catatan pelatihan taktis dalam bahasa Inggris.
Selain itu, salah satu penyerang yang tewas memiliki tato Batalion ke-2 Resimen Ranger ke-75 dari Pasukan Operasi Khusus Angkatan Darat AS. Ini menunjukkan keterlibatan pasukan terlatih asing dalam operasi ini.
Gubernur Bryansk, Alexander Bogomaz, mengonfirmasi pada 27 Oktober bahwa upaya penyusupan oleh kelompok bersenjata ini berhasil digagalkan oleh Direktorat Perbatasan FSB untuk Wilayah Bryansk, bersama dengan unit Angkatan Bersenjata Rusia dan Layanan Garda Nasional. Dalam pernyataan di saluran Telegram, ia menyatakan bahwa "musuh telah dilumpuhkan".
Baca Juga: Pasukan Rusia Gagalkan Upaya Serangan Lintas Batas oleh Ukraina ke Wilayah Bryansk
Keterlibatan Tentara Bayaran Asing di Ukraina
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menegaskan bahwa keterlibatan tentara bayaran asing dan sukarelawan dari Barat dalam konflik Ukraina sudah berlangsung lama.
Lavrov menyampaikan dalam konferensi pers pada 28 Oktober setelah pertemuan dengan diplomat Kuwait, kehadiran tentara bayaran dan instruktur Barat memainkan peran kunci dalam mengoperasikan senjata jarak jauh buatan Barat maupun Ukraina.
Menurut Lavrov, dukungan intelijen satelit dari Barat juga memungkinkan Ukraina untuk mengoperasikan misil yang membutuhkan keahlian khusus, yang tidak dimiliki pasukan Ukraina tanpa dukungan dari Barat.
Lavrov menegaskan Rusia bersikap terbuka mengenai kemitraan militer dengan negara lain, contohnya dengan Korea Utara, yang menurutnya transparan dan sesuai dengan hukum internasional.
Rusia, kata Lavrov, tidak memiliki maksud tersembunyi dalam kerja sama ini, berbeda dengan tuduhan Barat yang sering menggunakan alasan ini untuk membenarkan kehadiran pasukan mereka di wilayah konflik.
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.