WINA, KOMPAS.TV - Bagaimana sperma dan sel telur menyatu telah lama menjadi misteri. Namun kini penelitian terbaru oleh para ilmuwan di Austria memberikan petunjuk baru, yang menunjukkan pembuahan bekerja seperti kunci dan gembok di seluruh kerajaan vertebrata, mulai dari ikan hingga manusia.
"Kami menemukan mekanisme ini yang benar-benar mendasar di semua vertebrata sejauh yang kami ketahui," kata Andrea Pauli di Institut Penelitian Patologi Molekuler di Wina, seperti dikutip dari The Associated Press.
Tim peneliti menemukan bahwa tiga protein pada sperma bergabung untuk membentuk semacam kunci yang membuka sel telur, yang memungkinkan sperma menempel di dalamnya.
Baca Juga: Penelitian Terbaru Ungkap Gajah Kemungkinan Saling Panggil Menggunakan Nama
Temuan mereka, yang diambil dari penelitian pada ikan zebra, tikus, dan sel manusia, menunjukkan bagaimana proses ini telah berlangsung selama jutaan tahun proses evolusi. Hasil tersebut dipublikasikan pada Kamis (17/10/2024) di jurnal Cell.
Para ilmuwan sebelumnya telah mengetahui tentang dua protein, satu di permukaan sperma dan satu lagi di membran sel telur. Bekerja sama dengan kolaborator internasional, lab Pauli menggunakan alat kecerdasan buatan Google DeepMind, AlphaFold, untuk membantu mereka mengidentifikasi protein baru yang memungkinkan hubungan molekuler pertama antara sperma dan sel telur. Mereka juga menunjukkan cara kerjanya pada makhluk hidup.
“Sebelumnya tidak diketahui bagaimana protein bekerja sama sebagai satu tim untuk memungkinkan sperma dan sel telur saling mengenali," kata Pauli.
Para ilmuwan masih belum tahu bagaimana sperma benar-benar masuk ke dalam sel telur setelah menempel dan berharap akan dapat menyelidikinya suatu hari nanti.
Baca Juga: Podcast Skena-nya: Kenapa Banyak Akademisi Jadikan Skinhead sebagai Subjek Penelitian?
Pada akhirnya, kata Pauli, pekerjaan semacam itu dapat membantu ilmuwan lain memahami infertilitas dengan lebih baik atau mengembangkan metode pengendalian kelahiran baru.
“Pekerjaan tersebut memiliki target, khususnya untuk pengembangan alat kontrasepsi pria,” kata David Greenstein, yang merupakan seorang ahli genetika dan biologi sel di Universitas Minnesota yang tidak terlibat langsung dalam penelitian tersebut.
“Penelitian terbaru ini juga menggarisbawahi pentingnya Hadiah Nobel dalam bidang kimia tahun ini," katanya seperti dikutip dari The Associated Press.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.