WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) kembali melakukan sejumlah serangan yang menargetkan fasilitas persenjataan bawah tanah Houthi di Yaman.
Serangan yang dilakoni pada Rabu (16/10/2024) itu diungkapkan oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Ia menegaskan serangan itu telah menargetkan lima fasilitas persenjataan di bawah tanah menggunakan pesawat pengebom siluman B-2.
Baca Juga: 1,4 Juta Pemuda Korea Utara Gabung Tentara Kim Jong-Un Lawan Korsel, Perang Korea Terancam Pecah?
Tiga pejabat pertahanan AS mengatakan fasilitas tersebut menampung senjata konvensional yang canggih dan digunakan untuk menargetkan kapal militer dan sipil di Laut Merah dan Teluk Arden.
“Ini adalah demonstrasi unik dari kemampuan Amerika Serikat menargetkan fasilitas-fasilitas yang berusaha dijauhkan musuh-musuh kita, tak peduli seberapa dalam terkubur di bawah tanah, dikeraskan atau dibentengi,” kata Austin dikutip dari CNN International.
“Penggunaan pesawat pengebom siluman jarak jauh B-2 Spirit milik Angkatan Udara AS menunjukkan kemampuan serangan global AS untuk mengambil tindakan terhadap target-target ini bila diperlukan, kapan saja dan di mana saja,” tambahnya.
Serangan AS ke sasaran Houthi di Yaman ini bukanlah yang pertama kali.
Mereka sebelumnya telah melancarkan serangan ke markas Houthi pada 4 Oktober lalu, dan mengenai 15 sasaran.
Namun, ini menjadi yang pertama kalinya AS menggunakan pesawat pengebom siluman untuk menyerang Houthi di Yaman.
Pesawat pengebom B-2 memiliki platform yang lebih besar ketimbang jet tempur yang sejauh ini digunakan untuk menargetkan fasilitas dan persenjataan Houthi.
Pesawat itu mampu membawa jumlah bom yang jauh lebih besar.
Austin mengatakan ia mengotorisasi serangan tersebut berdasarkan perintah langsung Presiden AS Joe Biden untuk terus mengurangi kemampuan Houthi.
Baca Juga: Mengerikan, Anjing Liar Mulai Konsumsi Jasad yang Ditinggalkan di Jalanan Gaza
Penyerangan itu dilakukan setelah setahun Houthi menyerang kapal AS dan kapal internasional di wilayah tersebut.
Menurut Austin, fasilitas yang diserang memiliki komponen senjata yang digunakan untuk menyerang kapal di Timur Tengah.
“Kami akan melanjutkan untuk membuat Houthi menyadari ada konsekuensi atas serangan ilegal dan berbahaya mereka," ujarnya.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.