DEIR AL-BALAH, KOMPAS TV – Serangan brutal jet tempur Israel Sabtu malam, (5/10/2024), menargetkan sebuah masjid yang menjadi tempat perlindungan warga sipil Palestina.
Setidaknya 18 warga Gaza dibantai dalam serangan tersebut, sementara puluhan lainnya luka berat, menambah panjang daftar korban akibat agresi Israel, seperti laporan Al Jazeera hari Minggu, 6 Oktober 2024.
Masjid yang dihantam bom tersebut terletak di dekat Rumah Sakit Syuhada al-Aqsa di Deir al-Balah, Gaza Tengah.
Serangan ini menjadi bagian dari kampanye pemboman besar-besaran Israel yang berlangsung terus menerus, di mana tempat-tempat suci dan fasilitas umum dijadikan sasaran.
Militer Israel berdalih serangan terhadap Masjid Syahada al-Aqsa itu dilakukan karena dianggap sebagai pusat komando Hamas. Namun, klaim ini muncul tanpa disertai bukti yang jelas.
Di platform X, Israel menyatakan “berbagai langkah telah diambil untuk meminimalkan korban sipil,” walau masjid tersebut digunakan sebagai tempat perlindungan bagi warga Palestina yang mengungsi dari pembantaian lainnya.
Pernyataan ini mencerminkan strategi Israel dalam merasionalisasi serangan yang mengorbankan nyawa warga sipil, sementara kenyataan di lapangan menunjukkan kekejaman yang tak terbantahkan.
Kementerian Urusan Agama di Gaza melaporkan bahwa 79% masjid di Jalur Gaza telah hancur akibat serangan genosida Israel yang menargetkan warga Palestina.
Baca Juga: Satu Tahun Genosida di Gaza dan Kegagalan Strategis Militer Israel
Data menunjukkan 814 dari 1.245 masjid di Gaza telah rata dengan tanah, sementara 148 lainnya mengalami kerusakan berat.
Tak hanya masjid, tiga gereja juga hancur lebur dalam serangan ini, bersama dengan 19 dari 60 pemakaman yang secara sengaja dihancurkan oleh militer Israel.
Penghancuran ini dituding menjadi bagian dari upaya sistematis Israel untuk menghapus identitas keagamaan dan sejarah Palestina.
Kerugian finansial akibat kehancuran ini ditaksir mencapai 5,5 triliun rupiah (setara dengan $350 juta), sebuah angka yang menggambarkan dampak masif terhadap infrastruktur religius di Gaza.
Kementerian Urusan Agama Palestina juga menuduh tentara Israel melakukan tindakan tidak manusiawi dengan mencemari kuburan, menggali jasad, dan melakukan kekerasan terhadap jenazah korban.
Sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, Israel telah melancarkan ofensif brutal yang meluluhlantakkan Gaza. Serangan ini tidak hanya membunuh lebih dari 41.800 orang, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, namun juga melukai lebih dari 96.800 orang lainnya, dengan angka terus meningkat setiap harinya.
Blokade yang berlangsung terus menerus membuat hampir seluruh penduduk Gaza kehilangan akses ke kebutuhan dasar, seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan, menambah penderitaan yang tak terperi di wilayah yang terkepung ini.
Sumber : Al Jazeera / Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.