Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Perpanjang Peringatan Evakuasi di Lebanon, Tandai Serangan Akan Makin Meluas

Kompas.tv - 4 Oktober 2024, 09:51 WIB
israel-perpanjang-peringatan-evakuasi-di-lebanon-tandai-serangan-akan-makin-meluas
Sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan rusak tertimpa puing-puing bangunan akibat serangan udara Israel di Distrik Dahiyeh, Beirut, Lebanon, Kamis (3/10/2024). (Sumber: Hassan Ammar/Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

BEIRUT, KOMPAS.TV — Militer Israel kembali memperingatkan warga Lebanon selatan untuk melakukan evakuasi, Kamis (3/10/2024). Peringatan ini menandakan kemungkinan Israel untuk memperluas operasi darat yang telah diluncurkan sejak awal minggu ini untuk menyerang Hizbullah.

Sebelumnya, pada awal minggu ini militer Israel juga sudah mengeluarkan peringatan evakuasi bagi warga Lebanon selatan. Hingga saat ini, pasukan Israel mengatakan mereka telah menyerang sekitar 200 target Hizbullah di seluruh Lebanon, termasuk fasilitas penyimpanan senjata dan pos pengamatan. 

Serangan masih berlanjut tadi malam ketika serangkaian ledakan besar mengguncang pinggiran selatan Beirut. Belum diketahui apa yang menjadi target serangan tadi malam dan apakah ada korban jiwa.

Baca Juga: Pasukan Perdamaian PBB Putuskan Tetap di Perbatasan Lebanon Meski Ada Serangan Darat Israel

Israel memperingatkan warga di Lebanon selatan untuk meninggalkan Nabatieh, ibu kota provinsi. Selain itu masyarakat di utara Sungai Litani, yang membentuk tepi utara zona perbatasan yang ditetapkan oleh Dewan Keamanan PBB juga diminta pindah. Zona perbatasan ditetapkan setelah kedua belah pihak berperang pada tahun 2006 dan kini masing-masing pihak menuduh pihak lainnya melanggar resolusi tersebut.

Setidaknya sembilan tentara Israel tewas dalam bentrokan dengan Hizbullah di Lebanon selatan, tempat Israel mengumumkan dimulainya apa yang disebutnya sebagai serangan darat terbatas awal minggu ini. Serangan darat itu terjadi saat Lebanon bersiap menghadapi serangan balasan Israel terhadap serangan rudal balistik Iran.

Serangan yang Menewaskan Petugas Kesehatan

Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa 28 petugas kesehatan tewas dalam satu hari terakhir di Lebanon. Akses ke perawatan medis pun terbatas karena tiga lusin fasilitas kesehatan ditutup di selatan Lebanon. Sedangkan lima rumah sakit di Beirut juga telah dievakuasi sebagian atau seluruhnya.

Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad mengatakan serangan Israel yang menghantam sembilan rumah sakit dan 45 pusat perawatan kesehatan telah melanggar hukum dan perjanjian internasional.

"Hukum internasional jelas dalam melindungi orang-orang ini (paramedis)," kata Firas Abiad. "Siapa yang memberi Israel hak untuk menjadi hakim dan algojo pada saat yang sama?" ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.

Palang Merah Lebanon mengatakan serangan Israel melukai empat paramedisnya dan menewaskan seorang tentara Lebanon saat mereka mengevakuasi orang-orang yang terluka dari selatan. Dikatakan bahwa konvoi di dekat desa Taybeh, yang didampingi oleh pasukan Lebanon, menjadi sasaran pada hari Kamis meskipun telah mengoordinasikan pergerakannya dengan pasukan penjaga perdamaian PBB. 

Baca Juga: Militer Iran Rilis Detik-Detik Peluncuran Rudal Balistik ke Israel

Seorang tentara Lebanon lainnya juga tewas oleh tembakan Israel di sebuah pos militer di kota selatan Bint Jbeil. Seorang pejabat keamanan Lebanon mengatakan bahwa pos militer tersebut terkena tembakan artileri.

Selain itu, serangan udara Israel terhadap sebuah apartemen di pusat kota Beirut pada hari Rabu malam menewaskan sembilan orang, termasuk tujuh petugas kesehatan dan keselamatan yang berafiliasi dengan Hizbullah.  Tidak ada peringan sebelum serangan itu, padahal lokasi apartemen yang diserang tidak jauh dari Markas Besar PBB, kantor Perdana Menteri, dan Kantor Parlemen.

Israel telah menggempur wilayah-wilayah di negara itu tempat kelompok militan tersebut memiliki kehadiran yang kuat sejak akhir September, tetapi jarang menyerang di jantung ibu kota.


 




Sumber : The Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x