TEL AVIV, KOMPAS.TV - Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengancam akan keluar dari pemerintahan Benjamin Netanyahu jika Perdana Menteri Israel itu menerima gencatan senjata permanen dengan Hizbullah.
Ben-Gvir, pemimpin partai ekstremis Israel, Otzma Yehudit merupakan salah satu sekutu politik penting Netanyahu dan pendukung agresi Israel ke Palestina serta proyek permukiman ilegal.
Baca Juga: Netanyahu Abaikan Sekutu, Rencana AS Upayakan Gencatan Senjata di Lebanon Tak Digubris
"Jika gencatan senjata sementara (dengan Hizbullah) berujung permanen, kami akan mundur dari pemerintahan," kata Ben-Gvir dikutip Associated Press, Kamis (25/9/2024).
Apabila Itamar Ben-Gvir meninggalkan koalisi, Netanyahu dapat kehilangan suara mayoritas di parlemen yang berpeluang menggoyang pemerintahannya.
Netanyahu sendiri sebelumnya menegaskan pihaknya tidak menginginkan gencatan senjata dengan Hizbullah. PM Israel itu menolak proposal gencatan senjata yang diajukan dua sekutu Israel, Amerika Serikat (AS) dan Prancis.
"Berita tentang gencatan senjata tidak benar. Ini adalah proposal Amerika-Prancis yang bahkan tidak direspons oleh Perdana Menteri," demikian keterangan Kantor Perdana Menteri Israel via X, Kamis (26/9).
"Berita tentang arahan untuk membatasi pertempuran di utara juga tidak benar. Perdana Menteri menginstruksikan IDF untuk terus bertempur dengan kekuatan penuh dan sesuai rencana yang dipresentasikan kepadanya."
Israel mengirim serangan udara intens ke Lebanon sejak Senin (23/9) dan mengancam akan mengirim serangan darat. Serangan Israel ke Lebanon telah membunuh setidaknya 60 orang dan memaksa 90.000 penduduk mengungsi.
Baca Juga: PM Lebanon Desak Dewan Keamanan PBB Bertindak, Sebut Israel Sebarkan Teror di Depan Mata Dunia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.