Kompas TV internasional kompas dunia

Tingkat Pengangguran Kaum Muda di China Mencapai 18,8% pada Agustus, Tertinggi di 2024

Kompas.tv - 23 September 2024, 07:40 WIB
tingkat-pengangguran-kaum-muda-di-china-mencapai-18-8-pada-agustus-tertinggi-di-2024
Seorang pria melaju di sepanjang pengendara yang hendak berangkat kerja pada jam sibuk pagi di Beijing, Jumat, 13 September 2024. (Sumber: AP Photo/Andy Wong)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

SHANGHAI, KOMPAS TV – Tingkat pengangguran kaum muda di China meningkat menjadi 18,8 persen pada Agustus 2024. Fakta terbaru ini dipandang mencerminkan tantangan besar yang dihadapi negara ini dalam upaya memulihkan ekonomi yang lesu.

Menurut data terbaru dari Biro Statistik Nasional China (NBS), tingkat pengangguran untuk individu berusia 16 hingga 24 tahun yang tidak sedang menempuh pendidikan meningkat dari 17,1 persen pada Juli. 

Angka ini sebelumnya pernah mencapai puncak 21,3 persen pada Juni 2023, sebelum pihak berwenang menghentikan publikasi data dan mengubah metodologi untuk mengecualikan pelajar.

Dengan sekitar 12 juta mahasiswa lulus dari universitas di China pada Juni lalu, persaingan di pasar kerja semakin ketat.

Ini menjadi faktor penting dalam lonjakan pengangguran yang tajam pada bulan Juli.

Baca Juga: IMF: Indonesia Catat Tingkat Pengangguran Tertinggi di ASEAN Tahun 2024, Simak Data Lengkapnya

Orang-orang bersepeda dan sepeda listrik menunggu di persimpangan lampu lalu lintas pada jam sibuk pagi di Beijing, Jumat, 13 September 2024. (Sumber: AP Photo)

Presiden China, Xi Jinping, menekankan pada bulan Mei bahwa mengatasi pengangguran kaum muda harus menjadi “prioritas utama” bagi pemerintah.

Pernyataan ini menunjukkan kesadaran akan dampak sosial dan ekonomi dari masalah ini.

Tingkat pengangguran di kalangan kelompok usia 25 hingga 29 tahun juga mengalami kenaikan, mencapai 6,9 persen pada Agustus, naik dari 6,5 persen pada Juli, menurut NBS.

Angka-angka pengangguran ini muncul di tengah data ekonomi lainnya yang kurang menggembirakan, termasuk penjualan ritel dan pertumbuhan produksi industri yang stagnan. 

NBS menyatakan bahwa “dampak negatif dari perubahan lingkungan eksternal semakin meningkat, permintaan domestik masih rendah, dan ekonomi menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan dalam pemulihan yang berkelanjutan.”


 




Sumber : Straits Times




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x