POLTAVA, KOMPAS.TV - Serangan rudal balistik Rusia ke kota Poltava, Ukraina, pada Selasa (3/9/2024), dilaporkan menewaskan setidaknya 50 orang dan menimbulkan lebih dari 200 korban luka.
Ini adalah salah satu serangan Rusia paling mematikan sejak invasi ke Ukraina dimulai pada Februari 2022 lalu.
Otoritas Ukraina melaporkan dua rudal balistik Rusia mengenai sebuah fasilitas latihan militer dan rumah sakit yang berada di dekatnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rudal Rusia merusak sebagian gedung Institut Komunikasi Militer Poltava.
Baca Juga: Rusia Sebut Serangan Ukraina di Belgorod Tewaskan Lima Warga Sipil, 46 Terluka
"Orang-orang terjebak reruntuhan. Banyak yang berhasil diselamatkan," kata Zelenskyy dalam pesan videonya, sebagaimana dikutip Associated Press.
Kota Poltava terletak sekitar 350 km di tenggara ibu kota Ukraina, Kiev. Kota ini terletak di jalur yang menghubungkan Kiev dengan Kharkiv, di dekat perbatasan Rusia.
Serangan rudal Rusia diluncurkan ketika pasukan Ukraina tengah mempertahankan posisi di Kursk, wilayah Rusia, usai meluncurkan serangan mengejutkan pada awal Agustus lalu.
Pada periode yang sama, pasukan Rusia dilaporkan merangsek ke wilayah timur Ukraina.
Gubernur Oblast Poltava Filip Pronin menyebut serangan rudal balistik Rusia tersebut sebagai tragedi. Pemerintah Daerah Poltava pun mengumumkan tiga hari berkabung mulai Rabu (4/9).
"Sebuah tragedi besar bagi wilayah Poltava dan seluruh Ukraia. Musuh harus bertanggung jawab atas semua kejahatan terhadap kemanusiaan yang mereka lakukan," kata Pronin.
Baca Juga: Vladimir Putin Kunjungi Mongolia saat Berstatus Buron ICC, Perintah Penangkapan Diabaikan
Serangan itu dilancarkan saat Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Mongolia.
Zelenskyy kembali mengulang seruannya agar mitra-mitra Barat Ukraina segera mengirimkan bantuan militer.
Dia juga meminta mereka untuk melonggarkan pembatasan target-target di Rusia yang bisa diserang Ukraina dengan senjata yang mereka berikan. Beberapa negara takut serangan Ukraina ke wilayah Rusia akan memperluas perang.
"Ukraina membutuhkan sistem pertahanan udara dan rudal sekarang, bukan disimpan," tulis Zelenskyy di platform Telegram.
"Serangan-serangan jarak jauh yang dapat melindungi kami dari teror Rusia dibutuhkan sekarang, bukan nanti. Penundaan setiap harinya, sayangnya, berarti lebih banyak nyawa melayang."
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.