RIYADH, KOMPAS.TV - Arab Saudi mengecam keras pernyataan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, yang menyerukan pembangunan sinagoga di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, Selasa (27/8/2024).
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi secara tegas menolak pernyataan menteri Israel yang dianggap ekstremis dan provokatif tersebut.
Kemlu Arab Saudi juga menekankan pentingnya menghormati status historis dan legal Masjid Al-Aqsa. Pun, memperbarui seruannya kepada komunitas internasional untuk memikul tanggung jawab dan menghentikan bencana kemanusiaan yang dialami Palestina.
Pada Senin (26/8) lalu, Ben-Gvir menyatakan orang Yahudi memiliki hak untuk berdoa di Masjid Al-Aqsa. Ia bahkan mengatakan akan membangun sinagoga di lokasi yang menjadi pusat konflik tersebut.
Ini adalah kali pertama menteri Israel tersebut secara terbuka berbicara tentang pembangunan sinagoga di dalam Masjid Al-Aqsa. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, dia secara berulang kali menyerukan agar doa Yahudi diizinkan di situs tersebut.
Seruannya muncul di tengah serangkaian pelanggaran oleh pemukim ilegal Israel yang didukung oleh polisi Israel dalam kompleks Al-Aqsa.
Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai situs paling suci ketiga dalam Islam. Orang Yahudi menyebut area ini sebagai Bukit Bait Suci, yang mereka yakini sebagai lokasi dua kuil Yahudi kuno.
Baca Juga: Rencana Pendirian Sinagoga Yahudi di Kompleks Masjid Al-Aqsa: Ada Protes dan Kecaman Internal Israel
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Pada 1980, Israel mencaplok seluruh kota tersebut, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Setidaknya 41 orang Palestina lainnya tewas dalam serangan brutal Israel di Jalur Gaza pada Selasa (27/8), sehingga total korban tewas sejak 7 Oktober lalu menjadi 40.476 orang, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dilanda bencana tersebut.
Baca Juga: 2.000-an Yahudi Serbu Kompleks Masjid Al Aqsa, Blinken Semprot Menteri Israel: Ini Aksi Provokatif
Kementerian Kesehatan Gaza menambahkan bahwa sekitar 93.647 orang lainnya telah terluka dalam serangan yang terus berlangsung.
"Pasukan Israel membunuh 41 orang dan melukai 113 lainnya dalam tiga 'pembantaian' keluarga dalam 24 jam terakhir," kata kementerian itu.
"Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka," tambahnya.
Israel menghadapi kecaman internasional atas serangan brutalnya di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 40.400 orang sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.