CHICAGO, KOMPAS.TV - Calon Presiden Amerika Serikat (AS) menggunakan identitas rasial untuk menyerang Kamala Harris.
Hal itu dilontarkan Donald Trump dalam pernyataannya di konvensi untuk jurnalis kulit hitam, dalam pencalonan untuk pemilihan presiden AS.
Trump mengklaim bahwa wakil presiden yang juga calon Presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris hanya menekankan warisan Asia-Amerika sampai baru-baru ini, ketika mengklaim sebagai orang kulit hitam.
Baca Juga: Iran Ancam Pembalasan Keras ke Israel atas Pembunuhan Ismail Haniyeh, Netanyahu Malah Jemawa
“Saya tak tahu ia berkulit hitam hingga beberapa tahun lalu ketika ia tiba-tiba mengaku berkulit hitam, dan kini ia ingin dikenal sebagai kulit hitam,” ujarnya di Konvensi Asosiasi Nasional Jurnalis Kulit Hitam di Chicago, Rabu (31/7/2024) dikutip dari BBC Internasional.
“Jadi saya tidak tahu. Apakah ia India atau ia berkulit hitam?” ucap eks Presiden AS tersebut.
Trump pun melanjutkan serangannya terhadap Harris.
“Saya menghormati siapa pun dia. Namun, ia sepertinya tidak karena sebelumnya ia selalu merasa sebagai orang India, dan tiba-tiba berubah, dan menjadi orang kulit hitam,” katanya.
Tim kampanye Harris mengatakan omelan Trump hanyalah gambaran dari kekacauan dan perpecahan yang menjadi ciri kampanyenya.
Sementara itu, Gedung Putih menyebut komentar tersebut menjijikan.
Kamala Harris merupakan wakil presiden Asia-Amerika dan kulit hitam pertama di AS, dengan orang tua kelahiran India dan Jamaika.
Ia masuk Universitas Howard, yang secara sejarah merupakan kampus untuk kulit hitam, dan bergabung dengan persaudaraan mayoritas kulit hitam, Alpha Kappa Alpha.
Baca Juga: Kementerian Luar Negeri RI Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh: Merusak Negosiasi Damai
Ia menjadi anggota Kongres Black Caucus setelah memasuki senat pada 2017.
Terkait pernyataan Trump, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan tak ada seorang pun yang berhak nengatakan kepada seseorang, siapa mereka bagaimana mereka diidentifikasi.
“Tidak ada yang berhak melakukan itu,” kata Karine Jean-Pierre.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.