PETALING JAYA, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengutuk keras pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, Rabu (31/7/2024).
Menurut Anwar, ini adalah pembunuhan yang sangat keji dan bertujuan menghentikan pembicaraan damai yang sedang berlangsung di Gaza sejak tahun lalu.
Anwar menyatakan, pembunuhan ini jelas dirancang untuk menghambat upaya menghentikan konflik di Gaza yang telah menelan lebih dari 40.000 korban jiwa.
"Ini adalah pembunuhan yang paling keji, dirancang untuk menggagalkan pembicaraan yang bertujuan mengakhiri pembantaian di Gaza," tulisnya di laman Facebook.
Anwar menegaskan tindakan ini hanya bisa terjadi di lingkungan yang benar-benar bebas dari hukum.
"Hanya orang yang tidak punya hati nurani yang tidak melihat perlunya meningkatkan tekanan pada Israel untuk menghentikan kekejaman mereka," katanya.
Ia juga menyoroti dampak pembunuhan ini terhadap warga Palestina yang telah menderita selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Kementerian Luar Negeri RI Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh: Merusak Negosiasi Damai
"Saya sangat prihatin dengan bagaimana pembunuhan ini akan memengaruhi saudara-saudara kita di Palestina," tambahnya.
Anwar membalas kritik yang diterimanya karena pernah bertemu dengan Haniyeh, dan menekankan bahwa Haniyeh memiliki keinginan kuat untuk perdamaian di Timur Tengah dan mengembalikan kehormatan bangsa Palestina. "Saya meratapi kehilangan seorang sahabat dan pejuang yang berani. Al-Fatihah," ungkapnya.
Hamas menyebut Israel menyerang kediaman Haniyeh di Teheran, Iran, usai menghadiri pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, pada Selasa (30/7).
Ketua Parlemen Malaysia, Johari Abdul, yang mewakili Malaysia dalam acara pelantikan tersebut, juga berada di Iran.
Kementerian Luar Negeri Malaysia memastikan bahwa Tan Sri Johari dan anggota delegasi Malaysia di Teheran dalam keadaan aman.
"Malaysia dengan tegas mengutuk segala bentuk kekerasan, termasuk pembunuhan yang ditargetkan, dan mendesak semua negara yang cinta damai untuk turut mengecam tindakan tersebut," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Malaysia.
Pernyataan itu menambahkan pembunuhan ini menunjukkan pentingnya menghentikan kekerasan dan mengajak semua pihak untuk berdialog demi perdamaian.
Sumber : Straits Times / Bernama
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.