BEIRUT, KOMPAS.TV - Kelompok milisi Hizbullah dilaporkan telah bersiap mengantisipasi perang besar dengan Israel. Hizbullah dan Israel terancam perang terbuka usai serangan roket di Dataran Tinggi Golan menewaskan 12 orang, sebagian besar anak-anak.
Pemerintah Israel menuduh Hizbullah meluncurkan serangan roket ke wilayah masyarakat Druze tersebut. Namun, kelompok milisi Lebanon itu membantahnya.
Seorang petinggi Hizbullah mengaku pihaknya tidak ingin perang terbuka melawan Israel. Namun, jika perang terjadi, petinggi itu menegaskan Hizbullah akan bertempur "tanpa batas."
Baca Juga: Israel Bunuh 10.000 Siswa dan 400 Guru di Gaza, 76 Persen Sekolah Rusak Parah
Dilansir Associated Press, pejabat tinggi tersebut berbicara dalam kondisi anonim karena membicarakan aktivitas militer yang sensitif.
Pejabat tinggi itu menyebut pihaknya telah memindahkan rudal-rudal "pintar" berpemandu sejak Minggu (28/7). Rudal-rudal itu disebut siap digunakan jika Israel menyerang.
Israel sendiri menegaskan akan membalas Hizbullah atas serangan di Dataran Tinggi Golan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pihaknya akan membalas usai mengunjungi keluarga korban serangan roket di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan.
Sekutu Israel, Amerika Serikat (AS) meminta pemerintahan Netanyahu menahan diri. Menteri Luar Negeri AS menelepon Presiden Israel Isaac Herzog dan meminta Israel mencegah eskalasi lebih lanjut.
Kementerian Luar Negeri AS melaporkan bahwa pembicaraan telepon antara Blinken dan Herzog "menegaskan pentingnya pencegahan eskalasi konflik dan membicarakan upaya-upaya mencapai solusi diplomatis agar masyarakat di kedua sisi perbatasan antara Israel dan Lebanon bisa kembali pulang."
Baca Juga: Erdogan Ungkap Kans Turki Invasi Israel untuk Bantu Palestina, Tel Aviv Berang
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.