WASHINGTON, KOMPAS.TV - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merasa harusnya ia sudah mati dalam upaya penembakan terhadapnya beberapa waktu lalu.
Penembakan terjadi saat kampanye Trump untuk pemilihan Presiden AS di Butler, Pennsylvania, Sabtu (13/5/2024).
Trump dilaporkan terluka setelah sebelah atas telinga kanannya terkena tembakan.
Baca Juga: Korban Tewas Upaya Pembunuhan Trump Melindungi Keluarga Gunakan Tubuhnya sebagai Perisai Peluru
Namun, tak ada luka parah yang membahayakan nyawanya.
Pelakunya tewas setelah ditembak sniper Secret Service usai melakukan aksinya.
Seorang penonton kampanye juga dilaporkan tewas karena insiden tersebut.
Ia pun menegaskan, dirinya telah diselamatkan antara karena keberuntungan atau karena Tuhan.
“Yang paling luar biasa adalah saya tak boleh hanya menoleh, tetapi juga menoleh pada waktu yang tepat, dan dalam jumlah yang tepat,” katanya dikutip dari BBC Internasional.
Trump menambahkan, peluru yang mengenai telinganya bisa dengan mudah membunuhnya.
“Saya seharusnya mati. Saya seharusnya tak berada di sini,” sambungnya.
Trump pun menggambarkan masa-masa saat ia melihat ke arah kerumunan setelah menyadari dirinya tertembak.
Baca Juga: Sejarah Percobaan Pembunuhan Presiden AS: Dari Abraham Lincoln hingga Donald Trump
“Kekuatan muncul dari orang-orang yang berada di sana saat itu, mereka hanya berdiri di sana,” katanya.
“Sangat sulit menggambarkan apa rasanya saat itu, tetapi saya tahu seluruh dunia melihatnya,” lanjut Trump.
“Saya tahu sejarah akan menghakimi ini, dan saya tahu saya harus membuat mereka tahu kami tak apa-apa,” tuturnya.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.