LONDON, KOMPAS.TV - Masa kekuasaan 14 tahun Partai Konservatif Inggris tampaknya akan berakhir setelah Partai Buruh diperkirakan menang telak dalam pemilihan umum.
Hal itu berdasarkan jajak pendapat besar-besaran pada pemilu Inggris tahun ini.
Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer pun diyakini bakal jadi Perdana Menteri (PM) Inggris yang baru jika proyeksi tersebut terbukti.
Baca Juga: Putin Ajak Ukraina Lanjutkan Negosiasi Damai Berdasarkan Kesepakatan Istanbul 2022
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Ipsos untuk BBC, ITV dan Sky, saat ini Partai Buruh diperkirakan memenangkan 410 kursi, sedangkan Partai Konservatif akan mengalami penurunan jumlah kursi menjadi 131.
Proyeksi tersebut memperlihatkan penolakan terhadap partai berkuasa oleh para pemilih Inggris yang telah diantisipasi selama berbulan-bulan.
Jajak pendapat yang dilakukan Ipsos, tersebut kerap manjadi acuan akurat atas hasil pemilu di negara itu.
Suara akan dihitung sepanjang malam, dengan Starmer kemungkinan menggantikan Rishi Sunak sebagai PM Inggris pada Jumat (5/7/2024) waktu setempat.
Dikutip dari CNN Internasional, hasil yang diharapkan tak sesuai dengan prediksi dramatis yang dibuat Lembaga survei selama kampanye.
Namun, hal ini menandai keruntuhan besar Partai Konservatif, sejak pemilu terakhir pada 2019, ketika eks PM Boris Johnson memimpin partai tersebut meraih kemenangan telak.
Sejak saat itu, Partai Konservatif terjerumus ke dalam konflik internal yang sengit, terpuruk dari pemimpin ke pemimpin, dan skandal demi skandal.
Starmer sendiri menyematkan kampanyenya pada satu kata janji, “Perubahan”.
Sementara itu, Partai Liberal Demokrat diperkirakan memenangkan 61 kursi berdasarkan jajak pendapat, dan akan kembali menjadi partai terkuat ketiga Inggris.
Sementara itu Partai Reformasi Inggris, sebuah kelompok populis sayap kanan, diperkirakan mendapat 13 kursi, dan partai hijau mendapat dua kursi.
Baca Juga: Serangan Roket Israel di Gaza Hancurkan Masjid Bersejarah Berusia Lebih 600 Tahun
Starmer, yang berusia 61 tahun merupakan mantan pengacara dan masuk parlemen pada 2015.
Setelah mengambilalih kepemimpinan Partai Buruh pada 2020, ia menyeret partainya ke posisi sentral, dan berjanji menghidupkan kembali layanan publik Inggris yang lesu sambil tetap membatasi pengeluaran.
Kemenangannya diyakini akan memberikan obat penawar terhadap bangkitnya sentimen populis di seluruh Eropa.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.