WASHINGTON, KOMPAS.TV - Ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya mulai membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden gentar.
Putin mengeluarkan ancaman bahwa pihaknya akan mempersenjantai musuh-musuh AS dan Barat untuk menyerang mereka.
Bahkan ia tak akan ragu menyertakan senjata nuklir dalam ancaman tersebut.
Baca Juga: Ketika Biden Sinyalkan Motif Netanyahu Perpanjang Perang di Gaza
Ancaman itu dikeluarkan Putin setelah AS dan beberapa negara Barat, seperti Jerman, mengizinkan Ukraina menggunakan senjata mereka untuk menyerang wilayah Rusia.
Ancaman Putin itu pun tampaknya berdampak kepada sikap Biden terkait penggunaan senjata AS ke wilayah Rusia oleh Ukraina.
Biden pun menegaskan bahwa AS tak akan mengizinkan Ukraina memakai senjata mereka untuk menyerang Moskow atau Kremlin.
Hal itu diungkapkan Biden pada wawancara eksklusif dengan ABC News, Kamis (6/6/2024).
“Mereka diizinkan untuk digunakan di dekat perbatasan atau digunakan di sisi lain perbatasan untuk menyerang sasaran tertentu di Ukraina,” ujar Biden.
“Kami tak mengizinkan serangan sejauh 200mil ke dalam wilayah Rusia, dan tak mengizinkan untuk penyerangan ke Moskow, dan Kremlin,” ujarnya.
Biden juga merespons pertanyaan mengenai ancaman Putin yang akan mempersenjatai negara-negara musuh AS dan Barat.
“Saya mengenalnya selama lebih dari 40 tahun. Ia membuat saya khawatir selama 40 tahun. Ia bukan orang biasa. Ia seorang diktator, dan ia berjuang memastikan mempertahankan negaranya, dengan masih melakukan serangan ini,” tutur Biden.
Baca Juga: Arab Saudi Umumkan Iduladha 1445 H Jatuh pada 16 Juni 2024, Bakal Beda dengan Indonesia?
“Kami tak memberikan mereka (Ukraina) senjata untuk menyerang Moskow, menyerang Kremlin, hanya sepanjang perbatasan, di mana mereka menerima penembakan signifikan dari senjata konvensional yang digunakan Rusia untuk membunuh orang Ukraina,” ujarnya.
AS sendiri merupakan salah satu negara yang terus memberikan bantuan persenjataan dan perlengkapan militer kepada Ukraina.
Rusia menyerang Ukraina sejak Februari 2022, dengan apa yang mereka sebut sebagai operasi militer khusus.
Sumber : ABC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.