WASHINGTON, KOMPAS TV - Seorang perawat Palestina-Amerika dipecat oleh sebuah rumah sakit di New York City setelah menyebut perang Israel di Gaza sebagai "genosida" saat pidato penerimaan penghargaan atas pekerjaannya dengan ibu-ibu yang berduka karena kehilangan anak selama kehamilan dan persalinan.
Seorang juru bicara rumah sakit, NYU Langone Health, mengatakan pada hari Kamis bahwa perawat persalinan Hesen Jabr sebelumnya telah diperingatkan untuk tidak membawa pandangannya tentang "isu yang memecah belah dan sensitif ini ke tempat kerja."
Jabr mengunggah di Instagram bahwa dia menerima penghargaan pada 7 Mei, saat dia menyampaikan pidatonya, dan menerima surat pemecatan di akhir bulan tersebut.
Dalam bagian pidato penerimaannya, dia berbicara tentang ibu-ibu yang kehilangan bayi selama perang di Gaza, mengatakan bahwa penghargaan itu "sangat pribadi" baginya.
"Sangat menyakitkan melihat wanita-wanita dari negara saya mengalami kehilangan yang tak terbayangkan selama genosida yang sedang berlangsung di Gaza," kata Jabr dalam video pidatonya yang dia unggah secara online.
Juru bicara rumah sakit dalam emailnya mengatakan Jabr telah diperingatkan pada bulan Desember, "setelah insiden sebelumnya, untuk tidak membawa pandangannya tentang isu yang memecah belah dan sensitif ini ke tempat kerja."
Baca Juga: Israel Klaim Temukan Terowongan Hamas di Perbatasan Mesir, Kairo: Upaya Justifikasi Serang Rafah
"Namun, dia memilih untuk tidak mengindahkan peringatan tersebut dalam acara pengakuan karyawan baru-baru ini yang dihadiri banyak rekannya, beberapa di antaranya merasa terganggu setelah komentarnya," kata juru bicara itu tanpa memberikan rincian tentang insiden sebelumnya.
"Akibatnya, Jabr tidak lagi menjadi karyawan NYU Langone."
Serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah menewaskan lebih dari 36.000 orang dalam delapan bulan terakhir, menurut kementerian kesehatan setempat.
Perang ini juga menyebabkan kelaparan yang meluas di wilayah pesisir sempit tersebut dan membuat hampir seluruh populasi 2,3 juta orang mengungsi.
Konflik ini, yang telah menyebabkan meningkatnya Islamofobia dan antisemitisme serta demonstrasi luas di AS dan di tempat lain, dimulai ketika kelompok Palestina Hamas, yang menguasai Gaza, menyerang Israel pada 7 Oktober, diklaim Israel telah menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut catatan Israel.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.