KHARKIV, KOMPAS.TV - Rusia dituduh telah menggunakan penduduk sipil Vovchansk yang ditangkap sebagai perisai manusia.
Rusia meneruskan serangan di utara Ukraina, dan pekan lalu meluncurkan operasi militer mengejutkan melewati perbatasan utara untuk menduduki Kharkiv.
Vovchansk yang berada di sebelah utara Kharkiv, menjadi sasaran Rusia dan mengklaim telah mengontrol daerah sekitar desa.
Baca Juga: Kerusuhan Berdarah di Kaledonia Baru karena Perubahan Konstitusi, Prancis Malah Salahkan Azerbaijan
Hal itu memaksa warga sipil di Vovchansk kabur meninggalkan desa tersebut.
Kepala Departemen Investigasi Kepolisian Kharkiv Serhii Bolvinov, mengatakan bahwa tentara Rusia telah menahan 40 warga sipil di ruangan bawah tanah, di dekat pusat komando.
“Orang-orang itu diinterogasi, dan mereka yang menginterogasi menyebut diri mereka pegawai FSB,” kata Bolvinov, Jumat (17/5/2024) dikutip dari CNN.
FSB sendiri merupakan badan keamanan domestik Rusia.
Bolvinov menambahkan bahwa para tahanan tersebut akan digunakan sebagai perisai manusia.
Ia mengatakan para tahanan itu kebanyakan orang tua yang tak ingin mengevakuasi diri hingga akhir.
Akhirnya mereka tertangkap setelah memutuskan pergi ke area yang dikontrol Ukraina.
Bolvinov mengatakan seorang warga manula Vovchansk dibunuh oleh tentara Rusia usai menolak menuruti perintah mereka dan mencpba kabur.
Pernyataan Bolvinov keluar sehari setelah Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko mengatakan Rusia telah menangkapi warga sipil di utara Vovchansk.
“Kami mengetahui kasus pertama eksekusi warga sipil yang dilakukan militer Rusia,” kata Klymenko di akun Telegram-nya.
“Saat itu, seorang warga Vovchansk mencoba kabur dengan berjalan kaki, menolak perintah dari penjajah. Rusia membunuhnya,” ucapnya.
Baca Juga: Spanyol Segera Akui Negara Palestina, Akan Diresmikan Pekan Depan
Klymenko mengatakan penyelidik polisi telah membuka kasus kriminal itu dengan dasar pelanggaran aturan perang.
Ia juga menambahkan evakuasi terus dilakukan di wilayah itu hingga Kamis (16/5/2024).
Rusia sendiri belum berkomentar atas tuduhan tersebut.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.