BEIJING, KOMPAS.TV - Militer China memprotes tindakan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang mengirim sebuah kapal perusak melintasi Selat Taiwan pada Rabu (8/5/2024).
China menuduh AS "membesar-besarkan" melintasnya kapal perusak tersebut.
Kapal perusak dengan rudal berpemandu, USS Halsey, dilaporkan melintasi Selat Taiwan di tengah upaya Washington dan Beijing meredakan ketegangan.
Angkatan Laut AS menyebut USS Halsey melakukan "transit rutin" di Selat Taiwan dan menekankan "kebebasan navigasi dan perjalanan yang sesuai hukum internasional."
Mereka menyatakan jalur kapal perusak kelas Arleigh Burke itu "di luar laut teritorial negara lain."
Baca Juga: 16.000 Pasukan AS dan Filipina Latihan Tempur Dekat Selat Strategis di Selatan Taiwan, China Murka
"Transit Halsey melewati Selat Taiwan mendemonstrasikan komitmen Amerika Serikat menegakkan kebebasan navigasi bagi seluruh negara sebagai prinsip," bunyi keterangan Armada ke-7 Angkatan Laut AS yang dikutip Associated Press.
"Tidak ada anggota komunitas internasional yang boleh diintimidasi atau dipaksa melepaskan hak dan kebebasan mereka. Militer Amerika Serikat terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang dibolehkan hukum internasional."
Akan tetapi, juru bicara Komando Palagan Timur China, Kapten Li Xi, menyebut AS terlalu membesar-besarkan melintasnya kapal perusak tersebut di Selat Taiwan.
Komando Palagan Timur bertanggung jawab memonitor operasi di sekitar Selat Taiwan.
Kapten Li mengaku pihaknya "mengorganisasi pasukan udara dan angkatan laut" untuk memonitor kapal perusak AS dan bertindak "sesuai hukum dan regulasi."
China dilaporkan berupaya mengeklaim kewenangan tentang siapa yang boleh melintasi Selat Taiwan. Hal tersebut terkait klaim China atas Taiwan dan rencana reunifikasi pemerintahan Presiden Xi Jinping.
Rencana reunifikasi China-Taiwan pun membuat Beijing terlibat ketegangan dengan AS. Ketegangan sempat memuncak ketika mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada Agustus 2022.
Belakangan ini, Beijing dan Washington berupaya meredakan ketegangan dengan memulai kembali komunikasi.
Pada 16 April lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dilaporkan berbicara dengan Menteri Pertahanan China Laksaman Dong Jun.
Baca Juga: Biden Teken RUU Bantuan Militer ke Ukraina, Israel dan Taiwan: AS dan Dunia akan Lebih Aman
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.