NEW YORK, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan membatalkan kunjungan delegasi negara itu ke Washington usai lolosnya resolusi gencatan senjata Jalur Gaza di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Senin (25/3/2024).
Delegasi Israel sedianya akan berkunjung ke Gedung Putih atas undangan Presiden AS Joe Biden. Kunjungan ini dilaporkan akan membahas rencana serangan Israel ke Rafah, daerah paling selatan Gaza yang dipadati 1,4 juta pengungsi.
Sebelumnya, Netanyahu dilaporkan mengancam akan membatalkan kunjungan delegasi Israel jika AS tidak memveto resousi gecatan senjata. Namun, AS akhirnya memutuskan tidak menggunakan hak veto dan absen ketika voting resolusi.
Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Akhirnya Sahkan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, AS Tak Gunakan Hak Veto
Resolusi gencatan senjata hari ini diajukan oleh sepuluh negara anggota non-permanen Dewan Keamanan PBB, yakni Aljazair, Guyana, Ekuador, Jepang, Malta, Mozambik, Sierra Leone, Slovenia, Korea Selatan, dan Swiss.
Draf resolusi tersebut menuntut "gencatan senjata segera" selama bulan Ramadan di Jalur Gaza yang sedianya berujung "gencatan senjata permanen yang berkelanjutan."
Utusan Tetap Prancis untuk PBB Nicolas Riviere mengecam bungkamnya Dewan Keamanan selama ini atas krisis kemanusiaan di Gaza. Riviere pun menyerukan agar Dewan Keamanan PBB terus mengawal proses politik untuk mencapai perdamaian Israel-Palestina melalui solusi dua negara.
"Bungkamnya Dewan Keamanan tentang Gaza memuakkan, ini adalah waktunya bagi dewan untuk akhirnya berkontribusi menemukan solusi," kata Riviere usai pengesahan resolusi di markas Dewan Keamanan PBB, Senin (25/3).
"Sayangnya, krisis belum berakhir, dan dewan kita harus tetap siap dan segera kembali bekerja. Jika perlu, seiring Ramadan yang akan berakhir dalam dua pekan, kita harus memberlakukan gencatan senjata permanen," katanya sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Sebelumnya, beberapa resolusi yang diajukan di Dewan Keamanan PBB tentang gencatan senjata di Jalur Gaza dimentahkan hak veto AS. Sejak 1945, AS telah menggunakan hak veto setidaknya 46 kali untuk melindungi Israel.
Sejak 7 Oktober 2023 lalu, menurut data terkini Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Israel telah membunuh lebih dari 32.333 orang di Jalur Gaza, lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak.
Lebih dari 74.694 orang juga terluka di Jalur Gaza. Lebih dari 8.000 orang dinyatakan hilang, kemungkinan tertimbun reruntuhan.
Baca Juga: Spanyol, Irlandia, Slovenia, dan Malta Sepakat Akui Negara Palestina Merdeka
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.