TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan tak akan pedulikan permintaan sekutunya dan berjanji teruskan serangan ke Rafah.
Kota itu sekarang dipenuhi sekitar 1,5 juta warga Palestina dari bagian lain Gaza.
Komentar Netanyahu muncul setelah Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang tengah melakukan perjalanan ke Timur Tengah, menegaskan penentangannya atas rencana itu.
Baca Juga: Putin Unggul 87 Persen di Pemilu Rusia, Lawan-Lawannya Langsung Mengutuk Termasuk Zelenskyy
Namun Netanyahu menegaskan tak ada tekanan internasional yang bisa menghentikan Israel, dari mencapai tujuannya dalam perang.
“Jika kami menghentikan perang sekarang sebelum mencapai semua tujuan, berarti Israel telah kalah perang, dan kami tak bisa membiarkan hal itu,” kata Netanyahu dikutip dari BBC, Senin (18/3/2024).
Ia mengatakan Israel harus melanjutkan perang, dengan tujuan menghancurkan Hamas, membebaskan sandera, dan memastikan Gaza tak lagi menjadi ancaman.
“Untuk melakukan itu, kami juga akan beroperasi di Rafah,” tuturnya.
Netanyahu mengatakan serangan ke Rafah akan segera terjadi, dan bakal memerlukan beberapa pekan.
Netanyahu juga membalas kritikan kepadanya terkait tindakan Israel di Gaza.
Baca Juga: Mengerikan, Donald Trump: Akan Ada Pertumpahan Darah jika Saya Gagal Jadi Presiden AS
“Apakah ingatan Anda pendek? Dengan cepat Anda melupaannya (7 Oktober), pembantaian terburuk yang dilakukan terhadap Yahudi sejak Holocaust,” tuturnya.
Pada serangan itu, dilaporkan 1.200 warga Israel terbunuh, dan sekitar 250 orang disandera Hamas.
Namun, Israel melakukan pembalasan dengan pembantaian lainnya yang membunuh lebih dari 31.400 warga Palestina di Gaza.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.