ANTALYA, KOMPAS.TV - Otoritas Palestina (PA) merasa menjadi pihak yang berhak memimpin Gaza saat perang di wilayah itu usai.
Pemerintahan Palestina yang diakui internasional itu juga berharap gencatan senjata bisa terjadi di Gaza saat Ramadan.
Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina Riyad Al-Maliki pada Sabtu (2/3/2024) kemarin, menegaskan pihaknya ingin agar gencatan senjata terjadi saat Ramadan.
Baca Juga: PM Inggris Sebut Demonstrasi Pro-Palestina Disusupi Ekstremis, Langsung Dihujat Aktivis
Israel dan Hamas telah bernegosiasi melalui mediator mengenai kemungkinan gencatan senjata saat Ramadan.
“Kami berharap bisa tercapainya gencatan senjata sebelum Ramadan, kami harap bisa mencapainya hari ibu atau besok, tetapi kami gagal,” kata Al-Maliki dalam forum diplomatik di Antalya, Turki, dilansir dari Arab News.
Sumber keamanan Mesir pada Sabtu kemarin mengatakan negosiasi gencatan senjata rencananya akan dilanjutkan di Kairo pada hari ini, Minggu (4/3).
Adapun perang di Israel telah menewaskan lebih dari 30.000 orang berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Gaza.
Israel pun menegaskan hanya akan setuju untuk penundaan sementara pertempuran untuk membebaskan lebih banyak sandera, dan tak akan menghentikan perang hingga Hamas hancur.
Al-Maliki pun menyerukan komunitas internasional untuk membuat lebih banyak upaya untuk gencatan senjata.
Pada kesempatan itu, Al-Maliki juga mengungkapkan peranan Otoritas Palestina di Gaza usai perang.
“Satu-satunya otoritas sah yang akan menjalankan dan terus mengoperasikan Gaza adalah pemerintahan Palestina,” katanya.
Baca Juga: Jerman Panik Rekaman Suara Rencana Serang Area Rusia di Ukraina Bocor, Langsung Lakukan Penyelidikan
“Ini adalah bagaimana kita melihat situasi di Gaza pasca-perang,” sambungnya.
Otoritas Palestina, yang hanya memiliki kekuasaan terbatas di Tepi Barat, kehilangan kontrol atas Gaza dari Hamas pada 2007.
Al-Maliki menambahkan bahwa Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas akan mengunjungi Turki pada pekan depan untuk bertemu Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Sumber : Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.