Menlu Iran: Serangan ke Lebanon Akan Jadi Akhir Netanyahu dan Kabinet Ekstremisnya

BEIRUT, KOMPAS.TV - Pernyataan keras diungkapkan Menteri Luar Negeri Iran yang menyebut serangan ke Lebanon akan menjadi akhir bagi Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu

Pada kesempatan itu, Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian juga mengatakan, Netanyahu mencoba memperpanjang perang di Gaza.

Namun, wilayah Timur Tengah saat ini mulai melangkah menuju stabil.

Baca Juga: Arab Saudi Murka ke Israel, Ancam Akan Ada Konsekuensi Serius jika Zionis Invasi Rafah

Pada konferensi pers bersama dengan Menlu Lebanon Abdallah Bou Habib di Beirut, Sabtu (10/2/2024), Amir-Abollahian menegaskan perang bukanlah solusi.

Ia juga menegaskan jika Israel sampai menyerang Lebanon, berarti habislah Netanyahu.

Dikutip dari Anadolu Agency, Amir-Abdollahian melakukan perjalanan ke Beirut untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat Lebanon.

Selain itu, ia juga akan berbicara dengan  pemimpin Hamas di Lebanon.

Kunjungan itu bertepatan dengan tuduhan Amerika Serikat bahwa kelompok pro-Iran di Lebanon dan Irak melakukan serangan ke AS dan sekutunya di wilayah tersebut, termasuk di Laut Merah.

Menlu Iran menegaskan, kedua negara setuju bahwa perang bukanlah solusi, dan mereka tak berniat untuk melebarkannya.

Ia pun menegaskan sebuah serangan besar Israel ke Lebanon bakal menjadi akhir dari Netanyahu dan kabinet ekstremisnya.

Amir-Abdollahian menambahkan, Netanyahu mencoba untuk menyandera Gedung Putih demi mempertahanan kekuasaan.

Ia juga menggaungkan apa yang kerap dikatakannya beberapa pekan terakhir, Israel mencoba menjerumuskan AS ke konflik wilayah yang lebih besar.

Lebih jauh lagi, ia mengatakan, perlawanan Palestina, khususnya Hamas, telah beraksi dengan bijak dan akurat baik di palangan pertempiuran dan arena politik.

Baca Juga: Donald Trump Akan Biarkan Putin Serang Negara NATO jika Kembali Terpilih Jadi Presiden AS, Kenapa?

Amir-Abdollahian juga mencatat, Israel telah gagal mencapai tujuannya.

Menlu Iran tersebut juga mengataan, AS bergerak ke dua arah yang berbeda, dengan memasok senjata ke Israel, dan berbicara mengenai solusi politik.

Ia menambahkan, jika AS memang mencari perdamaian, mereka seharusnya menghentikan perang.