WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) telah menyetujui rencana serang properti Iran di Suriah dan Irak. Hal itu membuat perang AS-Iran sudah berada di depan mata.
Seorang pejabat AS mengungkapkan serangan itu akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan.
Baca Juga: Langka, Biden Setujui Sanksi untuk 4 Pemukim Ilegal Israel yang Serang Warga Palestina di Tepi Barat
Dikutip dari BBC, Jumat (2/2/2024), ia juga mengatakan kondisi cuaca juga akan menentukan kapan mereka akan melakukannya.
Rencana itu dibuat setelah serangan drone membunuh tiga tentara AS di Yordania, dekat dengan perbatasan Suriah, Minggu (28/1/2024).
AS menyalahkan kelompok milisi yang didukung Iran untuk serangan tersebut.
Kelompok yang dimaksud, Kelompok Perlawanan Islam Irak dipercaya memiliki sejumlah milisi yang dipersenjatai, didanai, dan dilatih oleh pasukan Garda Revolusi Iran.
Mereka mengatakan bahwa mereka pihak yang bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan tentara AS itu.
Sementara Iran membantah memiliki peranan dalam serangan ke masrkas militer AS yang dikenal sebagai Tower 22.
Pejabat AS mengatakan intelijen percaya bahwa drone yang digunakan untuk serangan itu dibuat oleh Iran, dan sama seperti drone Iran yang dikirim ke Rusia untuk invasi Ukraina.
Pada konferensi pers Kamis (1/2/2024), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin membela diri atas telatnya respons militer.
“Kami akan merespons di mana pun kami memilih, kami kami memilih melakukannya, dan bagaimana melakukannya,” katanya.
“Saya pikir semua orang menyadari tantangan yang terkait dengan memastikan bahwa kita meminta pertanggungjawaban orang yang tepat,” ujarnya.
Austin juga menambahkan bahwa tak ada formula yang pasti untuk melakukan hal ini.
Baca Juga: Israel Lepas 114 Tahanan Palestina, Banyak yang Patah Tulang dan Luka-Luka karena Disiksa
“Ada cara untuk mengelolanya agar tak lepas kendali. Dan itulah yang menjadi fokus kami selama ini,” ujar Austin.
Para pejabat yang dekat masalah ini tak memberikan waktu pasti mengenai potensi serangan tersebut.
Mereka mengatakan militer AS bisa meluncurkannya dalam cuaca buruk, namun lebih memilih untuk memiliki visibilitas yang lebih baik untuk mengurangi risiko mengenai warga sipil secara tak sengaja.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.