NEW YORK, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta negara-negara di dunia untuk tetap menyalurkan pendanaan ke Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
Permintaan itu disampaikan Guterres usai sejumlah negara Barat membekukan dana bantuan untuk UNRWA.
Pada akhir pekan ini, Amerika Serikat (AS), Inggris Raya, Jerman, Italia, Belanda, Swiss, Australia, Finlandia, dan Kanada menangguhkan pendanaan ke badan PBB untuk pengungsi Palestina tersebut.
Negara-negara Barat menghentikan bantuan usai Israel menuduh segelintir staf UNRWA terlibat serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Tel Aviv menuduh staf UNRWA terlibat serangan Hamas usai Mahkamah Internasional menetapkan perintah sementara agar memastikan militernya berhenti membunuhi warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
Baca Juga: Israel Tolak Keras Perintah Mahkamah Internasional, Netanyahu Bertekad Gempur Hamas sampai Menang
Guterres memperingatkan, penghentian pendanaan ke UNRWA akan berdampak ke lebih dari dua juta pengungsi Palestina yang menghadapi krisis kemanusiaan parah di Jalur Gaza.
"Dugaan tindakan yang mengerikan dari anggota-anggota staf ini harus diberi konsekuensi. Namun, puluhan ribu pria dan wanita yang bekerja untuk UNRWA, banyak di antaranya dalam keadaan paling berbahaya bagi pekerja kemanusiaan, tidak boleh ikut dihukum," kat Guterres dikutip Associated Press, Minggu (28/1/2024).
Guterres menyebut sembilan dari 12 staf yang dituduh terlibat serangan Hamas langsung dipecat.
Seorang staf telah dinyatakan tewas dan dua lainnya tengah diklarifikasi identitasnya. Guterres menyebut semua staf yang diduga terlibat akan diproses.
UNRWA memiliki sekitar 13.000 staf di Jalur Gaza, hampir semuanya adalah warga Palestina.
Badan pengungsi bentukan PBB ini menyediakan kebutuhan hidup dasar bagi pengungsi Palestina sejak peristiwa Nakba 1948.
Sementara itu, Direktur UNRWA Philippe Lazzarini menegaskan bahwa 2 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza bergantung kepada UNRWA untuk hidup.
Lazzarini memperingatkan bahwa UNRWA dapat "kolaps" kapan saja jika pendanaan dihentikan.
Serangan Israel ke Gaza telah membunuh lebih dari 26.083 orang. Lebih dari setengah korban serangan Israel adalah anak-anak dan perempuan.
Baca Juga: Barat Terbelah untuk Bantuan Dana UNRWA, Irlandia Ogah Ikuti AS dan Inggris yang Hentikan Pendanaan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.