BANGKOK, KOMPAS.TV - Pernyataan tegas dikeluarkan Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jack Sullivan.
Wang Yi menegaskan kemerdekaan Taiwan bakal merusak hubungan China dan AS.
Wang Yi dan Sullivan bertemu di Bangkok, Thailand, Sabtu (27/1/2024), hanya dua bulan setelah Presiden AS Joe Biden bertemu Presiden China Xi Jinping di sela-sela Pertemuan Ekonomi Asia-Pasifik di San Francisco.
Baca Juga: Hamas Semprot UNRWA yang Pecat Stafnya: Jangan Termakan Ancaman Israel
Kementerian Luar Negeri China mengungkapkan keduanya melakukan komunikasi strategis yang jujur, substansial, dan bermanfaat mengenai penerapan pencapaian konsensus di San Francisco.
Selain itu, juga terkait penanganan yang tepat terhadap isu-isu penting dan sensitif dalam hubungan Tiongkok dengan AS.
Gedung Putih mengatakan pertemuan para pejabat tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga jalur komunikasi tetrbuka antara kedua negara.
Dikutip dari Al-Jazeera, terkait Taiwan, Kemenlu China mengatakan Wang Yi menegaskan kepada Sullivan bahwa Taiwan adalah masalah internal China, dan pemilu di Taiwan tak bisa mengubah realitas dasar bahwa Taiwan merupakan bagian dari China.
“Risiko terbesar bagi perdamaian dan stabilitas di sepanjang Semenanjung Taiwan, adalah apa yang disebut gerakan kemerdekaan Taiwan,” bunyi pernyataan itu.
“Tantangan terbesar dalam hubungan China-AS juga adalah gerakan kemerdekaan Taiwan,” tambahnya.
Sebelum pertemuan itu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan China telah mengirimkan 33 pesawat, termasuk jet tempur SU-30, dan enam kapal Angkatan Laut (AL) antara pukul 6 pagi, Jumat (26/1) dan 6 pagi Sabtu (27/1) waktu setempat.
Gedung Putih mengatakan Sullivan menggarisbawahi pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Baca Juga: Wapres Maruf Amin Kecam Dalih Israel Serang Gaza karena Hamas Teroris: Itu Memang Mantra Zionis
China sendiri menegaskan Taiwan tetap merupakan bagian dari mereka, meski pemerintahan kepulauan itu menegaskan mereka negara yang berbeda.
Terpilihnya William Lai sebagai Presiden Taiwan pada awal tahun ini membuat China kebakaran jenggot.
Pasalnya, Lai adalah sosok yang kerap menyerukan pemerintahan berdaulat Taiwan, dan oleh China dianggap sebagai pendukung separatisme.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.