PYONGYANG, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son-hui mengungkapkan, dirinya siap menyambut Presiden Rusia Vladimir Putin di Pyongyang.
Pernyataan itu diungkapkan menteri Kim Jong-Un tersebut seperti dilaporkan media Korea Utara, Minggu (21/1/2024).
Hal itu merupakan tanda semakin mesranya hubungan kedua negara tersebut.
Korea Utara dan Rusia merupakan sekutu tradisional yang hubungannya terus meningkat akhir-akhir ini.
Baca Juga: Netanyahu Keras Kepala, Tetap Ingin Keamanan Gaza di Tangan Israel dan Menentang Negara Palestina
Bahkan pada September lalu, Kim Jong-un melakukan kunjungan ke Moskow untuk bertemu Putin.
Sementara itu, pihak Barat menuduh Rusia dan Korea Utara bekerja sama untuk menudukung invasi Putin ke Ukraina.
Korea Utara dipercaya telah mengirimkan ratusan ribu amunisi artileri dan persenjataan ke Rusia.
Choe sendiri bertemu Putin, dan Menlu Rusia Sergei Lavrov di Moskow pada akhir pekan lalu.
“Pemerintah Korea Utara dengan hangat menyambut Presiden Putin untuk mengunjungi, dan siap menyambut teman terdekat masyarakat Korea dengan ketulusan terbesar,” kata Choe ke Putin seperti diungkapkan KCNA dikutip dari Channel News Asia.
Pada pernyataannya, Putin mengungkapkan keinginannya untuk mengunjungi Korea Utara pada awal tahun ini.
Putin juga mengungkapkan, Rusia memberikan rasa terima kasih yang dalam atas dukungan penuh dan solidaritasnya terhadap pendirian pemerintah dan rakyat Rusia dalam operasi militer khusus di Ukraina.
Meningkatnya kerja sama militer dan ekonomi antara Rusia dan Korea Utara memicu kekhawatiran AS dan Korea Selatan.
Pejabat Rusia, termasuk menteri luar negeri dan pertahanan mengunjungi Korea Utara pada tahun lalu, yang memicu kekhawatiran di sekutu Kiev mengenai potensi kesepakatan senjata.
Baca Juga: Zelenskyy Berencana Pecat Panglima Zaluzhnyi dan Jenderal Lainnya, tapi Khawatir ke Donald Trump
Pada bulan ini, Gedung Putih menuduh Pyongyang telah mengirimkan rudal balistik dan peluncurnya ke Rusia.
Hal itu disebutnya sebagai eskalasi yang signifikan dan mengkhawatirkan dalam mendukung upaya perang Moskow.
Sementara, Korea Selatan menuduh Pyongyang memberikan lebih dari satu juta peluru artileri ke Moskow, sebagai imbalan atas saran mengenai teknologi satelit militer.
Korea Utara pada tahun lalu berhasil menempatkan satelit mata-mata ke orbit, dan Seoul mengatakan, negara Kim Jong-un itu menerima bantuan Rusia.
Sumber : Channel News Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.