QUITO, KOMPAS.TV - Militer Ekuador berjanji melindungi warga sipil dari gangster narkoba, dan menegaskan akan melakukan serangan balik.
Kekerasan meningkat di Ekuador setelah Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan darurat negara setelah pemimpin kartel narkoba terbesar di negara itu, Adolfo Macias kabur dari penjara.
Hal itu kemudian memicu serangan gangster narkoba ke stasiun TV Guayaquil dan sempat menyandera jurnalis dan staf, Selasa (9/1/2024).
Baca Juga: 2 Jurnalis Palestina yang Tewas karena Serangan Israel Dituduh Teroris, Keluarga Mengamuk
Kerusuhan juga terjadi di sejumlah penjara Ekuador dan sekitar 178 penjaga penjara dan pekerja lainnya masih disandera oleh narapidana yang berkaitan dengan gangster narkoba.
Presiden Noboa pun mengumumkan bahwa negaranya tengah mengalami konflik internal bersenjata.
Juru Bicara Angkatan Laut Ekuador Marcelo Gutierrez menegaskan pihaknya bakal melakukan serangan balik dan tak akan pernah mundur.
“Para penjahat ini bisa yakin bahwa kami tak akan ragu sedetik pun dalam melindungi warga kami,” kata Gutierrez dikutip dari The Guardian, Kamis (11/1/2024).
“Jika kami harus menyerahkan nyawa untuk membela rakyat, kami akan melakukan itu,” ujarnya.
Gutierrez pun mengeklaim situasi di Guayaquil, yang menjadi tempat sejumlah insiden dengan gangster narkoba telah berada dalam kontrol militer.
Ia menegaskan secara bertahap kota pelabuhan itu sudah kembali normal
Meski begitu ahli Hak Asasi Masyarakat dan ahli keamanan takut kampanye Noboa menetralisir gangster narkoba bakal menyebabkan lebih banyak pembantaian, bukan meminimalisirnya.
“Respons jangka pendeknya adalah akan melakukan tindakan keras,” prediksi Chris Dalby, Direktur World of Crime, kelompok jurnalisme investigatif yang berfokus pada kejahatan terorganisir.
Baca Juga: Keberanian Presiden Ekuador Daniel Noboa Bikin Gangster Narkoba Muntab, Bertekad Hancurkan Mereka
“Saya pikir ia (Noboa) akan meningkatkan jumlah korban dan secara elektoral ia harus melakukannya, (walau) saya tak setuju dengan hal itu,” tambahnya.
Dalby yakin serangan pekan ini sudah diperhitungkan oleh pemimpin geng untuk mengintimidasi Noboa.
Apalagi, Noboa, presiden termuda Ekuador, 36 tahun, mengisyaratkan akan melakukan tindakan keras yang terinspirasi presiden otoriter El Salvador, Nayib Bukele.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.