TEL AVIV, KOMPAS.TV - Aksi kekerasan oleh pemukim ilegal Israel tercatat meningkat di Tepi Barat seiring serangan negara itu ke Jalur Gaza yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 lalu. Organisasi hak asasi manusia asal Israel, Yesh Din pun melaporkan bahw otoritas Israel tidak pernah memperkarakan kekerasan pemukim di Tepi Barat.
Yesh Din mencatat terdapat lebih dari 240 insiden kekerasan oleh pemukim Israel di 93 desa dan kota Tepi Barat sejak 7 oktober. Insiden-insiden ini terjadi saat aparat keamanan Israel menetapkan blokade di Tepi Barat.
Baca Juga: Inggris Larang Masuk Warga Israel yang Serang Palestina di Tepi Barat: Merusak Keamanan
"Pembatasan pergerakan oleh Israel telah menjadi penutupan total di Tepi Barat, dengan pintu masuk dan keluar dari banyak desa dan kota diblokade. Musim panen zaitun hampir sepenuhnya terganggu, menyebabkan kerugian finansial besar bagi ribuan keluarga Palestina," demikian tulis pernyataan Yesh Din dikutip Al Jazeera, Rabu (3/1/2024).
"Kami khawatir kondisi Tepi Barat akan memburuk ke arah keadaan tanpa hukum dan tanpa akuntabilitas."
Di lain sisi, selain menggempur Gaza, otoritas Israel juga meluncurkan operasi-operasi militer ke Tepi Barat sejak 7 Oktober. Operasi militer dan kekerasan pemukim Israel telah membunuh 324 orang di Tepi Barat, termasuk 83 anak-anak. Gelombang kekerasan ini juga menimbulkan lebih dari 3.800 korban luka.
Sementara itu, di Jalur Gaza, gempuran Israel telah membunuh setidaknya 22.313 orang, lebih dari setengahnya adalah anak-anak dan perempuan. Gelombang serangan Israel ke Gaza pun menimbulkan lebih dari 57.296 korban luka.
Baca Juga: Amerika Serikat Tolak Pernyataan Menteri Israel soal Pengusiran Warga Palestina dari Gaza
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.