TEL AVIV, KOMPAS.TV - Presiden Israel Benjamin Netanyahu mengaku bangga gagalkan pembentukan negara Palestina.
Netanyahu juga mencemooh perjanjian damai Oslo.
Hal tersebut diungkapkan Netanyahu di Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, Sabtu (16/12/2023).
Berbicara berdampingan dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Perang Benny Gantz, Netanyahu menegaskan penolakannya atas Otoritas Palestina mengambilalih Gaza setelah perang dengan Hamas usai.
Baca Juga: Andry Rajoelina Resmi Dilantik Jadi Presiden Madagaskar untuk Ketiga Kalinya
Ia bahkan berani menentang sekutunya sendiri, Amerika Serikat (AS) yang menginginkan Otoritas Palestina yang memimpin wilayah pesisir itu.
“Di antara teman-teman, penting untuk tak memupuk ilusi,” katanya dikutip dari Times of Israel.
Netanyahu pun menggambarkan Perjanjian Oslo sebagai kesalahan fatal dan mengatakan hasil dari Palestina di Gaza menunjukkan bahayanya membiarkan kedaulatan Palestina di Tepi Barat.
“Saya bangga mampu menggagalkan pembentukan negara Palestina, karena hari ini semua orang mengerti bagaimana jadinya negara Palestina, seperti yang kita lihat dari negara Palestina di Gaza,” katanya.
“Semua orang mengerti apa yang terjadi jika kita menyerah pada tekanan internasional, dan memungkinkan terbentuknya negara seperti itu di Yudea dan Samaria, di sekitar Yerusalem dan di pinggiran Tel Aviv,” tambah Netanyahu.
Netanyahu mengungkapkan, dirinya terpaksa mewarisi perjanjian damai Oslo.
Ia pun membela diri bahwa membawa PLO dari Tunisia dan menempatkannya di jantung Yudea dan Samaria (Tepi Barat), dan di Gaza merupakan keputusan yang dibuat dan diimplementasikan sebelum dirinya menjadi PM Israel.
Baca Juga: Kronologi Tentara IDF Bunuh 3 Warga Israel di Gaza: Bawa Bendera Putih tapi Diteriaki Teroris
Itulah yang menurutnya merupakan sebuah kesalahan yang sudah dilakukan pendahulunya.
Netanyahu juga mengulangi pesannya, bahwa ia tak akan membiarkan Otoritas Palestina untuk mengontrol Gaza usai perang.
“Saya tak akan membicarkan Hamastan berganti jadi Fatahstan, bahwa kami mengubah Khan Younis untuk Jenin,” tuturnya.
“Saya tak akan memberikan Negara Israel kembali ke kesalahan fatal di Oslo,” tambahnya.
Sumber : Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.