GAZA, KOMPAS.TV - Bombardir Israel ke Gaza setelah gencatan senjata dengan Hamas usai langsung menewaskan lebih dari 184 warga sipil Palestina.
Hal tersebut diungkapkan pejabat Palestina, Jumat (1/12/2023), setelah gencatan senjata yang terjadi sepanjang pekan.
Sebelah timur Khan Yunis di selatan Gaza mengalami bombardir dengan intensitas tinggi tak lama setelah gencatan senjata usai.
Baca Juga: Hamas: Israel Tolak Semua Saran Mediator untuk Perpanjang Gencatan Senjata
Dilaporkan asap dari bombardir itu membumbung tinggi ke langit.
Warga turun ke jalan dengan barang-barang yang ditumpuk di gerobak, mencari perlindungan jauh ke Barat.
Sirene terdengar di seluruh Israel selatan ketika Hamas menembakkan roket dari Gaza ke kota-kota negara zionis tersebut.
Hamas mengatakan pihaknya menargetkan Tel Aviv, namun tidak ada laporan korban jiwa atau kerusakan di sana.
Dikutip dari Al-Jazeera, pejabat kesehatan Gaza mengatakan serangan udara Israel telah menewaskan 184 orang, melukai sedikitnya 589 orang, dan menghantam lebih dari 20 rumah.
Militer Israel menyebarkan selebaran di Gaza dan bagian selatan wilayah itu pada Jumat, mendesak warga sipil melarikan diri guna menghindari pertempuran.
Baca Juga: Hizbullah Sebut Israel Lanjutkan Perang di Gaza karena Keputusan Amerika Serikat
Namun, kelompok Hak Asasi Manusia telah berulang kali memperingatkan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza.
“Warga sipil diperintahkan pindah ke selatan, namun tak ada tempat di Gaza yang aman dengan pengeboman tanpa pandang bulu, dan pertempuran yang terus berlanjut,” bunyi pernyataan LSM Doctors Without Borders di media sosial X.
Sementara itu, Bulan Sabit Palestina mengatakan tentara Israel menginformasikan semua organisasi dan entitas yang beroperasi bahwa truknya dilarang masuk ke Gaza mulai hari ini, hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.