JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebuah patroli Pasukan Interim PBB di Lebanon (UNIFIL) diserang oleh tembakan tentara Israel pada Sabtu, (25/11/2023). Serangan terjadi di dekat Desa Aytaroun di selatan Lebanon.
"Tidak ada pasukan perdamaian yang terluka, namun kendaraan mengalami kerusakan. Insiden ini terjadi selama periode ketenangan relatif di sepanjang Garis Biru," ungkap UNIFIL melalui platform media sosial X.
Garis Biru adalah garis yang ditetapkan oleh PBB untuk penarikan pasukan Israel dari Lebanon pada tahun 2000.
"Kami mengecam tindakan ini dan menegaskan tanggung jawab pihak-pihak terkait untuk melindungi pasukan perdamaian, mencegah risiko yang tidak perlu bagi mereka yang berusaha menegakkan stabilitas," ujar pasukan tersebut.
"Kami dengan tegas mengingatkan pihak-pihak terkait mengenai kewajiban mereka untuk melindungi pasukan perdamaian dan menghindari membahayakan pria dan wanita yang sedang berupaya mengembalikan stabilitas." demikian pernyataan UNIFIL.
Ketegangan terjadi di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel di tengah pertukaran tembakan yang terjadi secara sporadis antara pasukan Israel dan Hizbullah, dalam pertempuran paling mematikan sejak keduanya terlibat dalam perang penuh skala pada tahun 2006.
Ketegangan perbatasan terjadi selama serangan militer Israel di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Baca Juga: Hizbullah - Israel Memanas, Pasukan UNIFIL Asal Indonesia Gelar Latihan Persiapan Situasi Terburuk
Jeda kemanusiaan selama empat hari antara tentara Israel dan Hamas yang mulai berlaku pada Jumat pagi di seluruh wilayah Jalur Gaza, sementara menghentikan serangan untuk pertukaran tawanan dan pengiriman bantuan.
Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Selatan Lebanon terdiri dari hampir 10.000 personel dari 49 negara, dan Indonesia memiliki kontingen terbesar. Menurut sumber-sumber PBB, Indonesia mengerahkan 1.232 prajurit. Pada Maret 2023, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengumumkan pengerahan 1.090 prajurit yang ditempatkan di Selatan Lebanon.
Menurut data Agustus 2023, pasukan Indonesia menjadi tulang punggung Pasukan UNIFIL PBB dengan jumlah 1.232 prajurit. Diikuti oleh Italia dengan 1.103 prajurit, Nepal dengan 874 prajurit, India dengan 893 prajurit, Malaysia dengan 833 prajurit, dan Prancis dengan 652 prajurit.
Pertengahan Oktober, pada hari Mingu (15/10/2023), sebuah proyektil menyerang markas UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) di kota pesisir Naqoura Lebanon Selatan saat ketegangan meningkat antara kelompok Hizbullah dan sekutunya melawan militer Israel.
UNIFIL menyatakan tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut. Misi ini tidak merinci asal proyektil tersebut, namun menyampaikan kekecewaannya, menyebutkan bahwa meskipun upaya UNIFIL untuk meredakan situasi, kekerasan terus berlanjut, seperti dilaporkan oleh Associated Press pada Senin (16/10/2023).
Beberapa media lokal Lebanon melaporkan proyektil ditembakkan dari posisi kelompok Hamas di selatan Lebanon, dengan tujuan menuju Israel, tetapi meleset jauh dari sasaran dan mengenai markas besar UNIFIL. Hingga berita ini ditulis, Associated Press belum dapat mengonfirmasi sumber proyektil tersebut.
UNIFIL, sebuah misi pasukan perdamaian PBB, dibentuk untuk mengawasi penarikan pasukan Israel dari selatan Lebanon pada tahun 1978 dan kemudian memperluas perannya setelah perang selama sebulan pada tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah yang berakhir dalam kebuntuan.
Sumber : Anadolu / UNIFIL
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.