LONDON, KOMPAS.TV - Puluhan ribu orang memadati jalan-jalan pusat London pada Sabtu (25/11/2023) dalam unjuk rasa pro-Palestina yang menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza. Seorang demonstran ditangkap pada unjuk rasa di London atas dugaan menghasut kebencian rasial.
National March for Palestine, yang rencananya berpawai hingga Whitehall, London, merupakan unjuk rasa terbaru dalam serangkaian protes besar yang mendominasi jalan-jalan ibu kota Inggris setiap akhir pekan sejak perang Israel-Hamas dimulai bulan lalu.
Polisi Metropolitan London mengatakan mereka menangkap seorang pria atas dugaan menghasut kebencian rasial di awal aksi protes.
"Petugas melihatnya membawa spanduk dengan simbol-simbol Nazi," kata polisi.
Petugas membagikan selebaran pada unjuk rasa tersebut, yang bertujuan menjelaskan apa yang akan dianggap sebagai pelanggaran, setelah kepolisian menghadapi tekanan dari pejabat pemerintah senior untuk lebih tegas terhadap tampilan antisemitisme yang diduga selama protes.
"Siapa pun yang rasialis atau menghasut kebencian terhadap kelompok mana pun harus bersiap-siap ditangkap. Demikian juga siapa pun yang mendukung Hamas atau organisasi terlarang lainnya (di Inggris)," kata Wakil Komisaris Polisi Ade Adelekan.
"Kami tidak akan menoleransi siapa pun yang merayakan atau mempromosikan tindakan terorisme, seperti pembunuhan atau penculikan orang tak bersalah, atau yang menyebarkan pidato kebencian," tambahnya.
Di Paris, unjuk rasa yang diadakan dalam rangka Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan menarik aktivis pro-Palestina dan pro-Israel serta kelompok lainnya.
Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia Umumkan Selesai Evakuasi Penuh, Gaza Utara Kian Kosong Fasilitas Kesehatan
Demonstran melambaikan bendera Palestina dan poster "Free Palestine," berunjuk rasa dalam solidaritas dengan "perempuan Gaza dan Palestina yang sedang dibunuh."
Sejumlah perempuan Yahudi juga bergabung dalam unjuk rasa untuk mengecam kejahatan yang dilakukan oleh Hamas, termasuk pemerkosaan dan pembunuhan, dengan berseru, "Kami adalah perempuan, kami bangga, kami adalah Yahudi, dan kami marah."
Sementara itu, beberapa protes pro-Palestina juga diorganisir selama akhir pekan di kota-kota besar Prancis termasuk Strasbourg, Lyon, dan Marseille.
Angka kematian penduduk Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza kini mencapai 14.854, demikian disampaikan oleh kantor media pemerintah di enklave yang tengah terkepung pada hari Kamis.
Dalam korban tersebut, terdapat 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan, sementara lebih dari 36.000 orang mengalami luka, demikian diungkapkan.
Sementara itu, sekitar 7.000 orang masih belum ditemukan, termasuk lebih dari 4.700 anak-anak.
Jumlah resmi kematian yang dilaporkan oleh pihak Israel adalah sebanyak 1.200.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.