MANILA, KOMPAS.TV - Seorang penyiar radio di Filipina, Juan Jumalon ditembak mati di stasiun radio miliknya pada Minggu (5/11/2023). Pembunuhan ini disaksikan sejumlah pemirsa yang menonton secara langsung acara penyiar tersebut via Facebook.
Insiden ini terjadi di kota Calamba, Provinsi Misamis Barat, Filipina. Pelaku berpura-pura menjadi pendengar penyiar radio tersebut, memasuki rumahnya, lalu membunuhnya.
Baca Juga: Jurnalis Al Jazeera Pimpin Salat Jenazah Istri-Anak-Cucu yang Dibom Israel: Kami Akan Tetap Bersuara
Polisi Filipina mengaku telah membuka investigasi dan menyelidiki apakah motif pembunuhan ini terkait pekerjaan korban. Pelaku terlihat merampas kalung emas korban sebelum kabur bersama seorang rekan.
Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. mengutuk pembunuhan tersebut dan mengaku telah memerintahkan polisi untuk menangkap pelaku.
"Serangan terhadap jurnalis tidak akan ditoleransi dalam demokrasi kita dan mereka yang mengancam kebebasan pers akan menghadapi konsekuensi penuh dari tindakan mereka," kata Marcos dikutip Associated Press.
Filipina dikenal sebagai salah satu negara paling berbahaya bagi jurnalis di dunia.
Serikat Nasional Jurnalis Filipina, sebuah lembaga pemantau kebebasan pers, menyatakan bahwa Jumalon adalah jurnalis ke-199 yang dibunuh di Filipina sejak 1986. Data ini dicatat sejak pemakzulan diktator Ferdinand Marcos, ayah dari presiden Filipina saat ini, Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr.
"Serangan ini bahkan lebih terkutuk karena ini terjadi di rumah Jumalon sendiri, yang mana juga digunakan sebagai stasiun radio," demikian tulis pernyataan Serikat Nasional Jurnalis Filipina.
Baca Juga: Kisah Ferdinand Marcos, Diktator Filipina yang Anaknya Naik ke Tampuk Kekuasaan
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.