BEIRUT, KOMPAS.TV - Kepala Biro Hamas di luar negeri, Khaled Meshaal, menyatakan Hamas menangkap beberapa perwira tinggi Tentara Israel dan bermaksud mengejar pertukaran tahanan dengan Israel.
Hamas menganggap jumlah warga Israel yang mereka sandera sudah cukup untuk mengosongkan penjara Israel dari semua tahanan Palestina, sekitar 6.000 tahanan. Pasalnya, menut Meshaal, terutama perwira tinggi Tentara Israel, ada di antara tahanan yang disandera Hamas dalam serangan terbaru.
Melansir Kantor Berita Iran IRNA, Selasa (17/10/2023), Meshaal menyebut banyak tahanan Israel adalah warga sipil dan warga negara dari negara lain. Hamas berupaya menghitung jumlah tahanan dengan tepat, namun serangan hebat oleh Israel menghalangi kelompok ini untuk menghitung jumlah tahanan Israel.
Warga Palestina melaporkan adanya serangan intensif di Khan Younis dan Rafah di selatan Gaza, lokasi Israel memerintahkan warga sipil untuk mencari perlindungan.
Korban tewas akibat pengeboman udara Israel di lokasi-lokasi tempat berkumpulnya pengungsi Palestina yang datang dari utara, berjatuuhan. Ribuan orang yang berusaha melarikan diri dari Gaza berkumpul di Rafah, yang memiliki satu-satunya perlintasan perbatasan ke Mesir.
Serangan di Deir al Balah, di selatan Kota Gaza, menghancurkan sebuah rumah, menewaskan sembilan anggota keluarga yang tinggal di sana, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Israel - Hamas Makin Parah dan Dikhawatirkan Melebar, Biden Terbang ke Israel dan Yordania
Tiga anggota keluarga lainnya yang dievakuasi dari Kota Gaza tewas di rumah tetangga. Para saksi mengatakan tidak ada peringatan sebelum serangan terjadi.
Di Khan Younis, di sebuah lingkungan yang hanya beberapa ratus meter dari Rumah Sakit Nasser, Samiha Zoarab melihat sekeliling dengan penuh kesedihan saat anak-anak menggali tumpukan reruntuhan di sekitar rumah yang hancur, yang terletak dalam kluster bangunan padat.
Setidaknya empat orang dari keluarga yang sama tewas dalam serangan tersebut, kata warga setempat. "Hanya ada dua orang yang selamat," kata Zoarab.
Para mediator berupaya mencapai kesepakatan untuk membiarkan bantuan masuk dan pengungsi dengan paspor asing keluar. Amerika Serikat (AS) berharap dapat memecahkan kebuntuan dengan kunjungan Presiden Joe Biden ke Israel dan Yordania pada hari Rabu.
Para pekerja bantuan memperingatkan bahwa kehidupan di Gaza sudah mendekati keruntuhan total karena pengepungan Israel yang menyusul serangan Hamas terhadap Israel.
Perang yang dimulai pada 7 Oktober itu telah menjadi perang Gaza paling mematikan untuk kedua belah pihak. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 2.778 warga Palestina tewas dan 9.700 luka.
Lebih dari 1.400 warga Israel tewas, dan setidaknya 199 lainnya, termasuk anak-anak, ditangkap oleh Hamas dan dibawa ke Gaza, menurut Israel.
Sumber : IRNA / Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.