HELSINKI, KOMPAS.TV — Martti Ahtisaari, mantan presiden Finlandia dan pemenang Nobel Perdamaian tahun 2008, meninggal pada Senin (16/10/2023) dalam usia 86 tahun.
Ahtisaari dianugerahi Nobel Perdamaian karena usahanya untuk menyelesaikan konflik internasional, salah satunya adalah konflik Aceh. Seperti dikutip dari Kompas.id, sosoknya akrab bagi masyarakat Aceh karena perannya dalam proses perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Republik Indonesia melalui kesepakatan damai MoU Helsinki.
Selain itu, dia juga berperan dalam penarikan diri Serbia dari Kosovo pada akhir tahun 1990an, dan upaya kemerdekaan Namibia pada tahun 1980an. Ia juga terlibat dalam proses perdamaian Irlandia Utara pada akhir tahun 1990an dan bertugas memantau proses perlucutan senjata IRA.
Yayasan yang dia dirikan untuk mencegah dan menyelesaikan konflik berdarah, Crisis Management Initiative (CMI), menyatakan duka dalam situs mereka. ”Kami sangat sedih dengan kehilangan pendiri dan mantan ketua dewan,” demikian tertulis pernyataan itu.
Yayasan yang ia dirikan untuk mencegah dan menyelesaikan konflik kekerasan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sangat sedih dan kehilangan akan kepergian pendiri dan mantan ketua dewan tersebut.
Pada tahun 2021, Ahtisaari diumumkan menderita penyakit Alzheimer stadium lanjut.
Baca Juga: Obituari Unabomber Ted Kaczynski, Matematikawan Pengebom Berantai yang Mati di Balik Jeruji
“Dengan sangat sedih kami menerima berita meninggalnya Presiden Martti Ahtisaari,” kata Presiden Finlandia Sauli Niinistö dalam sebuah pernyataan. “Dia adalah presiden di masa perubahan, yang membawa Finlandia menuju era UE global,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Niinistö menggambarkan Ahtisaari dalam pidatonya di televisi sebagai seorang warga dunia dan seorang Finlandia yang hebat. Dia juga dikenang sebagai seorang guru, diplomat dan kepala negara, seorang negosiator perdamaian dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut Ahtisaari sebagai pahlawan perdamaian, keamanan dan pencegahan konflik, dan menambahkan bahwa “Saya mengagumi upaya perdamaiannya di Balkan Barat,” ujarnya.
“Presiden Ahtisaari berkomitmen sepanjang hidupnya untuk perdamaian, diplomasi, kebaikan umat manusia, dan memiliki pengaruh luar biasa pada masa kini dan masa depan kita,” kata Presiden Kosovar Vjosa Osmani. “Dia mengukir bingkai negara kita, dan namanya akan tetap selamanya di halaman sejarah Republik Kosovo.”
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebutnya sebagai “seorang visioner” dan “juara perdamaian” di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menyebut Ahtisaari sebagai “seorang negarawan yang luar biasa dan teman baik” dan mengatakan bahwa dia memberikan “kontribusi penting bagi proses perdamaian Irlandia Utara.”
Kanselir Jerman Olaf Scholz menulis di X bahwa “kita kehilangan seorang diplomat yang luar biasa.” Dia menunjuk pada mediasi Ahtisaari dalam banyak konflik, termasuk di Balkan, saat dia menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Balkan Barat di Albania.
Baca Juga: Obituari Budhi Kurniawan, Perginya Wartawan Pejuang Kemanusiaan
Ketika Komite Nobel Perdamaian Norwegia memilih Ahtisaari pada bulan Oktober 2008, mereka memuji dia atas upaya penting, di beberapa benua dan selama lebih dari tiga dekade, untuk menyelesaikan konflik internasional.
Ahtisaari adalah presiden negara Nordik tersebut selama satu periode enam tahun – dari tahun 1994 hingga 2000 – dan kemudian mendirikan Inisiatif Manajemen Krisis yang berbasis di Helsinki, yang bertujuan untuk mencegah dan menyelesaikan konflik kekerasan melalui dialog dan mediasi informal.
Lahir pada tanggal 23 Juni 1937, di kota timur Viipuri, yang sekarang merupakan kota Vyborg di Rusia, Ahtisaari adalah seorang guru sekolah dasar sebelum bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Finlandia pada tahun 1965. Ia menghabiskan sekitar 20 tahun di luar negeri, pertama sebagai duta besar untuk Tanzania , Zambia dan Somalia dan kemudian ke PBB di New York.
Sumber : Associated Press, Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.