DERNA, KOMPAS.TV - PBB merevisi jumlah korban tewas banjir Libya menjadi jauh lebih sedikit dari yang diumumkan.
Perubahan itu berdasarkan laporan revisi yang diperbarui pada Minggu (17/9/2023), dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).
Sebelumnya pada Sabtu (16/9/2023), OCHA melaporkan bahwa jumlah korban tewas karena banjir adalah sekitar 11.300 orang.
Jumlah yang diungkapkan OCHA itu sesuai dengan pernyataan Palang Merah Libya.
Baca Juga: Wow, Kim Jong-Un dapat Oleh-oleh dari Putin: 5 Drone Peledak, Drone Pengintai dan Rompi Antipeluru
Namun, PBB memilih untuk mengikuti laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengungkapkan setidaknya 3.985 orang tewas di seluruh Libya karena banjir.
Mereka juga merevisi jumlah orang hilang menjadi 9.000, setelah OCHA senbelumnya mengungkapkan ada sekitar 10.100 orang hilang.
“Kami akan mengikuti jumlah yang sudah diverifikasi oleh WHO,” kata Juru Bicara Sekjen PBB, Farhan Haq kepada CNN.
Haq pun mengungkapkan bagaimana revisi jumlah korban ini bisa terjadi.
“Dalam banyak tragedi berbeda kami selalu merevisi jumlah yang kami dapat. Jadi itu yang terjadi saat ini,” tuturnya.
Baca Juga: Banjir Besar di Libya Membuat Seruan Persatuan Semakin Menggema
“Prosedur standar pekerjaannya adalah kami bekerja sama dengan pihak berbeda mencoba memastikan jumlah yang kami dapat dilakukan pengecekan ulang,” kata Haq.
Ia menegaskan jika dilakukan revisi maka sudah pasti jumlah yang didapat telah melakukan pemeriksaan ulang.
Kota Derna yang merupakan pusat banjir yang disebabkan hancurnya dua bendungan karena Badai Daniel, terbagi dua setelah banjir menyapu permukiman pekan lalu.
Sebelum tragedi, Kota Derna memiliki populasi sekitar 100.000 orang.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.